Pelaksana tugas Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Taufiequrrachman Ruki sudah berkali-kali menjelaskan bahwa tidak ada pelarangan salat Jumat bagi tahanan KPK di Rutan Guntur. Kalaupun tahanan tidak bisa bebas keluar masuk sel untuk salat di masjid, itu semata-mata demi keamanan.
Tapi, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Djan Faridz masih saja mengomentarinya di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (22/6/2015).
"Masa salat Jumat di dalam (rutan) Guntur saja tidak boleh, kasihan deh, negara kita ini, kan negara Ketuhanan yang Maha Esa sesuai Pancasila," kata Djan.
Ia mengaku menyayangkan sikap petugas KPK.
Selanjutnya, Djan meminta KPK untuk memberi waktu kepada para tahanan menjalankan salat lima waktu.
Tidak tidak bisa menerima alasan KPK yang mengontrol ibadah tahanan dengan alasan keamanan.
"Salat Jumat bukannya tidak boleh, boleh, tapi di KPK, padahal di dalam rutan ada masjid, tidak boleh juga takut lari, padahal kalau takut lari ya dirantai aja tahanannya," kata mantan Menteri Perumahan.
Menurutnya, di KPK saat ini tahanan tidak diizinkan melakukan salat lima waktu. Seperti salat Isya dan Subuh para tahanan tidak boleh melakukannya.
"Sekarang kan salat Isya itu nggak boleh, salat Subuh nggak boleh, tapi siapa tahu berubah," katanya.
Suara.com - Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR RI di DPR, Kamis (18/6/2015), Ruki menyatakan akan mundur kalau ada petugas KPK yang terbukti melarang tahanan salat Jumat.
"Kalau terbukti ada, saya akan pecat petugas KPK itu dan saya akan mundur dari pimpinan KPK. Ini soal prinsip," ujar Ruki.
Ruki kemudian menjelaskan duduk masalahnya. Saat itu, ada tahanan di Rutan Guntur yang ingin salat Dzuhur. Karena di dalam rutan tidak ada masjid, dia dibolehkan salat di masjid terdekat dengan rutan, tapi syarat setelah salat harus langsung kembali ke sel untuk keamanan.
Tahanan tadi ternyata tidak lekas kembali ke Rutan Guntur karena berdzikir dulu. Dengan adanya pengalaman ini, demi keamanan, muncul kebijakan supaya tahanan tidak salat di luar tahanan.
"Ya saya pahamlah, namanya sedang kena masalah pasti akan banyak berdoa kan," kata dia.
Ruki mengungkapkan dia juga sudah biasa salat berjamaah dengan para tahanan KPK.
"Kami tidak pernah melarang salat. Bahkan kalau salat Jumat kami bersama teman-teman yang sedang berurusan hukum," kata Ruki.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!