Suara.com - Sebanyak 63 titik api kembali terdeteksi melalui satelit Terra/Aqua (NASA) wilayah kabupaten di daerah aliran Sungai Barito yakni Kabupaten Barito Utara, Murungraya, Barito Timur dan Barito Selatan, Kalimantan Tengah.
"Titik api, pada Selasa sampai pukul 06.00 WIB pagi di empat kabupaten itu meningkat dibanding beberapa hari lalu," kata Sekretaris Manggala Agni pada Kantor Seksi Konservasi Wilayah IV Muarateweh, Aswaludin di Muarateweh, Kabupaten Barito Utara, Selasa pagi (6/10/2015).
Menurut Aswaludin, titik panas di wilayah Barito utara melalui satelit Terra itu sebanyak 31 titik api, Murungraya ada 30 dan Barito Selatan dua titik api, sedangkan Barito Timur nihil.
Sementara untuk titik panas yang dideteksi satelit NOAA18 pada waktu dan hari yang sama untuk wilayah Barito itu tidak ada atau nihil.
Dia mengatakan titik api hasil deteksi satelit ini sebagai acuan pihaknya untuk memeriksa titik panas itu apakah merupakan kawasan hutan atau lahan yang terbakar.
"Bisa saja deteksi satelit itu merupakan lahan atau kawasan berpasir yang bisa menimbulkan hawa panas atau rumah warga yang atapnya dari seng, namun hasil deteksi itu merupakan data valid sebagai acuan kami untuk mengecek lokasi," kata Aswaludin.
Sementara pantauan di Muarateweh, kabut asap yang sebelumnya berkurang namun pagi ini bertambah pekat dari hari kemarin.
"Pagi ini kabut asap bertambah parah dibanding Senin yang kabut asap berkurang dan cuaca cerah," ujar seorang warga Muarateweh, Dadang Irawan .
Kepala Kelompok Tenaga Teknis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Muarateweh Sunardi mengatakan kabut asap Selasa pagi bertambah tebal dibanding dari kemarin.
Jarak pandang permukaan pada Selasa pagi mencapai 100 meter dengan jarak pandang vertikal 180 feet , sedangkan Senin pagi kabut asap hanya 600 meter.
"Memang kabut asap ini bertambah dibanding hari kemarin, meski di wilayah Muarateweh ada turun hujan dengan intensitas ringan sekitar 2,5 milimeter pada Selasa (6/10) pukul 02.00 WIB dinihari," kata Sunardi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu