Suara.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyebut pergerakan angin dalam beberapa hari terakhir telah melumpuhkan Banda Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
"Angin secara umum dari Tenggara ke Selatan, kecepatan 9-29 kilometer per jam. Tapi geraknya lambat atau cenderung pada angka 9 kilometer," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi, di Pekanbaru, Kamis (22/10/2015).
Ia jelaskan bahwa kabut asap pekat akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Pulau Sumatera seperti dari Provinsi Sumatera Selatan hari ini terpantau 572 titik panas dari total 656 titik tidak dapat diuraikan.
Jarak pandang terutama bagi pilot pesawat baik Boeing 737 atau Airbus A320 di wilayah udara sekitar bandara Pekanbaru bertahan hanya sekitar 400 meter.
Kondisi tersebut membuat aktivitas pendaratan maupun lepas landas pesawat dari bandara setempat belum dilakukan. Karena diperlukan jarak pandang minimal 1.000 meter untuk pendaratan dan 500 meter untuk lepas landas.
"Dari pagi tadi sampai sekarang dikisaran 400 meter. Angin cenderung 'kalem' bawa asap dari kosentrasi atau daerah kebakaran menuju ke kita dan memang saat ini tidak ada hujan. Jadi, anginnya cenderung 'kalem' atau seperti mengendap gitu," ucapnya.
Ongah Hasnan, Airport Duty Manager Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru berujar, dari 70 penerbangan sesuai jadwal sampai hingga pukul 17.15 WIB belum ada pesawat mendarat atau lepas landas.
"Jumlah penerbangan hari ini 70 kali dan maskapai batalkan penerbangan sampai saat ini sudah 69 kali. Tinggal satu penerbangan lagi yang kita tunggu dan jarak pandang saat ini hanya 200 meter," terangnya.
Pada waktu normal tidak kurang dari 66 sampai 78 kali pesawat terbang melakukan aktivitas mendarat atau lepas landas melalui Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II dengan jumlah penumpang mecapai 8.000 orang.
Aktivitas penerbangan tersebut dilakukan oleh 11 maskapai baik rute domestik dan internasional seperti Lion Air, Garuda Indonesia, Batik Air, Indonesia AirAsia, Citilink, Susi Air, Silk Air, AirAsia, Firefly, Sriwijaya Air dan Malindo Air. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban