Suara.com - Ketua Pansus Pelindo II, Rieke Diah Pitaloka mengatakan Pansus meminta Tim Gabungan yang terdiri dari pihak Bahana Securities dan FRI menganalisa kembali terkait valuasi yang dilakukan oleh pihak Deutsche Bank terhadap Terminal Peti Kemas Jakarta (JICT).
"Pansus meminta tim tersebut untuk kembali melakukan analisa terkait valuasi yang dilakukan oleh pihak Deutsche Bank (DB) dengan ditambah data dan dokumen terakhir yang diberikan DB pada tanggal yang sama," katanya di Jakarta, Senin (23/11) malam.
Hal itu dikatakannya usai Pansus menggelar rapat dengan Bahana Securities dan FRI , di Gedung Nusantara II, Jakarta, Senin.
Rieke mengatakan, pertama, Pansus meminta Tim Gabungan itu menggunakan dokumen, laporan keuangan Terminal Peti Kemas Jakarta (JICT) tahun 1999-2013 dan proyeksi keuangan JICT yang diberikan oleh DB dari tahun 2014 sampai 2038.
Kedua menurut dia, melakukan perhitungan berbasis data proyeksi asumsi yang digunakan oleh DB dan dalam menghitung kembali, Tim Gabungan menggunakan beberapa asumsi.
"Asumsi pendapatan menggunakan data DB karena dihitung dengan dasar data konsultan teknis, asumsi biaya menggunakan basis data laporan historis (1999 - 2013). Melakukan perhitungan kembali untuk depresiasi dan perubahan modal kerja, sewa dihitung fixed 85 juta dolar AS pertahun," ujarnya.
Ketiga, menurut dia, ditemukan selisih perhitungan pada kertas kerja dengan laporan yang diberikan oleh DB berupa dua perbedaan data yang diberikan DB antara skenario extension dan no extension selama 2015 sampai dengan tahun 2018.
Sementara itu menurut dia, Tim Gabungan hanya menggunakan data versi extension.
Dia menjelaskan, kelima Tim Gabungan juga melakukan perhitungan kembali terhadap depresiasi karena adanya inkonsistensi dan melakukan perhitungan perubahan modal kerja.
"Skenario A, asumsi DB sewa dihitung fix 85juta dolar AS pertahun; Skenario B, Asumsi DB terdapat kenaikan sewa 1,2 persen hingga 1,3 persen setiap dua tahun. Skenario C beradasarkan proyeksi yang disusun oleh tim dengan menggunakan revenue dari DB namun cost menggunakan data asumsi historis tahun 1999-2013," katanya.
Dia menjelaskan dalam rapat itu diungkapkan, berdasarkan proyeksi tim dengan asumsi historis, manfaat bagi Pelindo II untuk sisa masa kontrak (2015-2018) adalah Rp2,99 triliun jika kontrak diperpanjang.
Namun menurut dia akan kehilangan potensi pendapatan 2019-2038 sebesar Rp24,7 triliun dikali dengan 49 persen (saham HPH) jadi Rp11,85 triliun dengan asumsi kurs sebesar Rp13.600.
"Berdasarkan proyeksi DB, manfaat bagi Pelindo II Rp36,5 triliun lebih besar jika mengoperasikan sendiri JICT dibandingkan dengan memperpanjang kontrak," ujarnya.
Rieke menjelaskan berdasarkan proyeksi DB itu, akibat perpanjangan kontrak maka potensi kehilangan penghasilan Pelindo II adalah Rp36,5 triliun dikali 49 persen adalah sebesar Rp17,9 triliun dengan asumsi kurs sebesar Rp13.600.
Dia menegaskan, Tim Gabungan menyatakan bahwa semua data dan keterangan yang diberikan kepada pansus angket Pelindo II adalah benar adanya dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmu pengetahuan.
Menurut dia, pernyataan-pernyataan itu telah ditandatangani oleh Plt. Dirut Bahana Sekuritas dan Direktur FRI, dan disaksikan langsung oleh dirinya. (Antara)
Berita Terkait
-
Krisis Energi di Pengungsian Aceh, Rieke Diah Pitaloka Soroti Kerja Pertamina
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Respons Cepat Dedi Mulyadi Atas Protes Viral Rieke Diah Pitaloka Soal Jalan Hancur di Cikidang
-
Sejumlah Workshop Menarik Warnai Hari Kedua Local Media Summit 2025
-
Harapan Akhir Tahun Pekerja Online, Rieke Minta Kado Spesial Perpres Perlindungan dari Prabowo
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Megawati Teken SK Baru! Dolfie Jadi Ketua DPD PDIP di Jateng
-
Ruang Genset Kantor Wali Kota Jaksel Terbakar, 28 Personel Gulkarmat Diterjunkan
-
Terima Laporan Danantara, Prabowo Percepat Kampung Haji dan Hunian Warga Terdampak Bencana
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil