Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengaku bersyukur kadernya bisa memenangi Pilkada serentak di Indonesia. Surya menuturkan, dari 253 pasangan calon yang diusung, 129 memenangi Pilkada serentak di 264 Kabupaten Kota di Indonesia.
Ia pun tak menyangka partai yang didirikan sejak empat tahun silam, mendapatkan prestasi yang patut disyukuri karena bisa memperoleh banyak suara, berdasarkan perhitungan sementara.
"Kami bersyukur alhamdulillah, 129 pasangan calon Partai NasDem, memenangi perhitungan sementara di luar KPU," ujar Surya dalam jumpa pers di Kantor DPP Partai NasDem, Gondangdia, Jakarta, Rabu (9/12/2015).
Surya menuturkan, dari 129 kader Partai NasDem yang memenangi Pilkada berdasarkan,l hasil perolehan sementara, 63 terpilih menjadi Kepala Daerah dan 40 terpilih menjadi wakil kepala daerah. Sementara, mengenai daerah yang paling unggul terdapat di Provinsi Sumatera.
"Yang paling unggul ada di Sumatera, karena basis kita yang paling kuat di di Sumatera. Medan, Kepulauan Riau, Sumatera dan Sumatera Selatan. Ada sekitar 34 kader yang mendapat suara terbanyak," ucapnya.
Sementara untuk di wilayah Jawa, Partai NasDem tidak memperoleh suara terbanyak. Ia mengakui, kurangnya dukungan di Pulau Jawa, dalam memenangkan kader Partai NasDem menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah.
"Kita tidak mendapat dukungan banyak di Jawa. Memang untuk wilayah Jawa kita lemah," tutur Surya.
Ia pun menambahkan, dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada Partai NasDem, para kader diminta profesional dan komitmen dalam menjalankan tugas. Selain itu, dengan hasil perolehan sementara kata Surya, membuktikan Partai NasDem masih mendapatkan dukungan dari masyarakat.
"Tugas besar bersama tidak mudah, harus profesional dan ikatan komitmen moralitas. Melihat hasil Pilkada serentak ini kepercayaan masyarakat pada Nasdem, membuktikan dukungan yang membesarkan hati," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Nasib Sahroni dan Nafa Urbach di Ujung Tanduk, Sidang Etik MKD Digelar Akhir Bulan Ini
-
Menhan Sjafrie Bertemu Surya Paloh dan Petinggi PKS, Sinyal Konsolidasi Politik Presiden?
-
Bongkar 'Praktik Kotor' di Daerah! Kemendagri Usul Dana Pilkada Pakai APBN
-
Pilkada Langsung atau Tak Langsung Bukan Prioritas, Kemendagri: Akar Masalahnya di Sistem Pemda!
-
Ketua KPU: Dunia Sampai Akhirat Tak Akan Ada Lagi, Pemilu Serentak Hanya di Indonesia!
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina