Suara.com - Ketika khotbah di Masjid Al-Marhamah, Jalan Percetakan Negara XI FCA, Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Yusril Ihza Mehendra mengajak umat Islam untuk lebih militan daripada umat Islam di negara lain.
"Jumlah umat Islam Indonesia, jauh lebih besar daripada jumlah umat Islam di negara lain, karena itu, nasib umat Islam di Indonesia, nasib bangsa Indonesia, agar lebih militan dari nasib umat Islam seluruhnya," kata Yusril yang sekarang sedang sedang mempersiapkan diri maju menjadi calon gubernur Jakarta.
Yusril menambahkan seharusnya umat Islam Indonesia mampu melaksanakan pesan Allah di dalam Al Quran.
"Mestinyalah kita mampu melaksanakan apa yang dikatakan Allah; "Kalian inilah sebaik-baik ummat, yang lebih ditonjolkan kepada seluruh ummat agama-agama yang lain, karena kalian selalu mengajak umat manusia untuk berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran," tuturnya.
Ia juga menegaskan orang muslim Indonesia yang berjumlah jauh lebih banyak dibanding umat agama lain memiliki kewajiban mengurus negara.
"Di beberapa negara, orang Islam itu minoritas, misalnya orang Islam di Jepang, di Rusia, jumlah mereka sedikit, mereka ikut saja aturan-aturan di negaranya, tapi kalau umat Islam itu banyak jumlahnya, iya berkewajiban untuk mendirikan dan mengurus negara, sebab prinsipnya, untuk menegakkan yang makruf dan mencegah kemungkaran, tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri," katanya.
Menurut dia ada sebagian tuntunan Islam yang hanya bisa dikerjakan oleh negara, yang ia analogikan dengan hukuman terhadap maling.
"Malam-malam kita sedang tidur, televisi kita digotong maling, kita tangkap maling itu, apa boleh kita ambil golok, kita potong tangannya? Tidak bisa, kewenangan menjatuhkan hukuman kewenangan negara, bukan kewenangan orang per orang, kalau orang per orang melakukannya, main hakim sendiri namanya, rusak negara ini," kata dia.
Jelang pilkada Jakarta, Yusril aktif khotbah Jumat dari satu masjid ke masjid lain. (Dian Rosmala)
Berita Terkait
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Babak Baru Perang Lawan Pencucian Uang: Prabowo 'Upgrade' Komite TPPU Tunjuk Yusril Jadi Ketua
-
Yusril: Presiden Tegaskan Usulan TGPF Kericuhan Demo Tak Perlu Dibentuk
-
Misteri 3 Orang Hilang Pasca-Demo Agustus, Menko Yusril Turun Tangan, Keluarga Justru Belum Melapor
-
YLBHI Soroti Ada Apa di Balik Keengganan Pemerintah Bentuk TGPF Ungkap Kerusuhan Agustus 2025?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara