Suara.com - Junior Chamber International (JCI) mencatat sekitar 40 persen pelajar di Kota Bogor, Jawa Barat, menjadi korban perundungan atau bullying.
"Banyaknya korban akibat perundungan terjadi pada anak-anak usia sekolah," kata Juju Kurniawan dari JCI dalam audiensi dengan Wali Kota Bogor di Plaza Balai Kota, Rabu (15/6/2016).
Sebanyak 30 sampai 40 persen dari korban perundungan masih berusia sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Perundungan sering terjadi ketika seorang anak mempunyai kekurangan, baik secara fisik maupun mental.
"Pelaku umumnya mempunyai latar belakang masalah keluarga atau juga pernah menjadi korban perundungan," katanya.
Perundungan, kata Juju, terjadi hampir di tengah masyarakat tanpa disadari. Misalnya, saat seseorang memanggil temannya berdasar ciri fisik, seperti sebutan pendek, gendut, atau hitam.
"Bahkan, tatapan sinis juga termasuk salah satu bentuk 'bully', mulai secara verbal (ucapan), fisik (kekerasan), hingga di media sosial," katanya.
Menurut Juju, banyaknya kasus "bullying" yang dialami pelajar. relatif banyak di antara mereka yang masuk ke Rumah Sakit Marzoeki Mahdi karena psikisnya terganggu.
"Dampak dari 'bullying' tersebut membuat anak minder dan tidak bersemangat beraktivitas," katanya.
Sementara itu, psikiater anak dan remaja Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Ira Savitri Tanjung mengatakan bahwa pengaruh "bullying" pada anak bisa berbeda-beda tegantung pada kapasitas mental dari sang anak. Jika mental seorang anak rendah, tidak kuat ketika mendapat "bullying", bisa membuat anak menjadi depresi, cemas, hingga tidak sedikit yang akhirnya mengalami ganguan jiwa.
"'Bullying' sering terjadi di sekolah. Upaya untuk menghentikan perundungan, dapat dimulai dari sekolah," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya menggelar seminar "Stop Bullying" dengan mengundang guru BP, siswa, dan masyarakat umum.
"Diharapkan ke depan bisa jadi program sekolah saat tahun ajaran baru," katanya.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mendukung upaya penghentian "bullying" di kalangan pelajar melalui seminar yang digelar oleh JCI dan Rumah Sakit Marzoeki Mahdi. Pemerintah Kota Bogor mempunyai komitmen kuat mengenai perlindungan anak. Beberapa di antaranya sudah dijalankan melalui program Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) Kota Bogor dan Tim Penggerak PKK Kota Bogor yang fokus pada ketahanan keluarga.
"Akan sangat bagus jika bisa bersama-sama bersinergi untuk terus mewujudkan Kota Bogor sebagai Kota Ramah Anak," katanya.
Bima menambahkan bahwa seminar tersebut hendaknya masuk sampai ke tingkat keluarga mengingat masih banyak yang belum paham dengan perundungan yang masih terjadi sampai saat ini.
Tag
Berita Terkait
-
Ahok Pilih Agak Bodoh, Tapi Terpuji, Ketimbang Pintar, Tapi Nakal
-
Ahok Pastikan Tak Meluluskan Siswa Pelaku Bullying di Sekolah
-
Kasus Siswi SMAN 3 Dipaksa Pakai Bra Seniornya, Ini Reaksi Ahok
-
KPAI Tanggapi Serius Kasus Bullying Para Siswi SMAN 3 Setiabudi
-
Heboh Video Bullying Siswi SMAN 3 Setiabudi Jakarta
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional