Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Arteria Dahlan, meminta supaya pelaku dalam kasus peredaran vaksin balita palsu dihukum seberat-beratnya.
Tindakan pelaku dinilai merusak generasi emas bangsa Indonesia. Katanya, kesehatan adalah hal utama yang harus dimiliki manusia, namun jika kesehatan manusia Indonesia telah dilumpumpuhkan, maka kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia akan menjadi lemah.
"Tidak cukup hukumannya cuma 20 tahun. Pertama, ini masalah daya rusak sumber daya manusia Indonesia. Bagaimana mungkin kita membangun manusia Indonesia seutuhnya kalau jiwa dan raganya bermasalah," kata Arteria kapada Suara.com, di Jakarta, Senin (4/7/2016).
Arteria menilai, kasus tersebut bukan masalah sederhana. Katanya, apa yang dilakukan oleh pelaku sangat serius dan merupakan kajahatan yang luar biasa.
"Masalah ini tidak sederhana dengan hanya menyatakan ini pelanggaran terhadap Undang-Undang Kesehatan, Undang-Undang perlindungan konsumen dan pencucian uang. Ini serius and extra ordinary crime," kata Arteria.
Arteria menambahkan, upaya para orang tua dan negara membangun generasi tangguh selama ini akan menjadi sia-sia, karena ulah pelaku, ganerasi bangsa manjadi rentan terhadap penyakit.
"Buat apa kita sekolahkan dan siapkan anak-anak terbaik bangsa kalau nantinya mereka rentan dengan penyakit? Investasi negara terhadap rakyatnya di bidang pendidikan dan lainnya akan gagal dengan sendirinya," tutur Arteria.
Berita Terkait
-
Politisi PDIP Desak Investigasi Vaksin Palsu Dibuka ke Publik
-
Legislator: Vaksin Palsu Tanggung Jawab Kemenkes-BPOM
-
Kapolri: Minta BPOM dan Kemenkes Perketat pengawasan Vaksin
-
Dinkes Jakarta Temukan 35 Faskes Sediakan Vaksin Bermasalah
-
Vaksin Palsu, Kapolri: Tak Ada Perusahaan Farmasi Besar Terlibat
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Dicari Warga Sekampung Gegara Cabuli Anak Tetangga, Kakek di Cakung Ngumpet di Kandang Ayam
-
Fakta Baru Pembunuhan Karyawati Minimarket Dina Oktaviani: Pelaku Jual Perhiasan Korban Rp4 Juta
-
Sebut Partai Pro Pekerja, Begini Strategi PDIP Beri Perlindungan PMI
-
Geger Pulau Pari! Jasad Pria Misterius Mengambang, Kondisinya Bikin Merinding
-
20 Oktober Jadi Ujian Prabowo, Akankah Lepas Bayang Jokowi dan Rombak Kabinet?
-
Resmi Meluncur: Electricity Connect 2025, Kolaborasi untuk Energi Tangguh dan Berdaulat
-
Pengakuan Heryanto Cekik Mati Dina Oktaviani: Dari Curhat, Berakhir karena Tergiur Motor dan HP
-
DPR Desak Polisi Segera Tetapkan Tersangka Kasus Ponpes Al Khoziny: Harus Ada yang Bertanggung Jawab
-
Gibran Pimpin Misi Papua, 9 Tokoh Top Ditunjuk Jadi 'Tangan Kanan' Percepat Pembangunan
-
DPR Sebut Penolakan Pemotongan TKD Wajar, Tapi Daerah Masih Punya Jalan Menuju Kemandirian Fiskal