Suara.com - Kalau kemarin Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melarang Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI mengantarkan anaknya masuk sekolah pada hari pertama, kini Ahok menarik ucapannya.
"Saya nggak menentang, anak saya pun sekolah internasional. Kalau sekolah internasional hari pertama masuk semua orangtua pasti dipanggil ke sekolah untuk bicara dengan guru. It's okay saja," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakart, Jumat (15/7/2016).
Ahok hanya meminta kepada PNS yang ingin mengantarkan anaknya sekolah pada hari pertama masuk untuk izin ke atasannya.
"Kita ada hak cuti 12 hari kerja. Kalau permisi satu hari, setengah hari boleh nggak permisi? Boleh. Izin ke atasan. Nggak usah diomongin juga oke kok," kata Ahok yang kemarin melarang PNS antar anak masuk sekolah di hari pertama.
"Itu bukan ngelarang, itu haknya semua PNS. Mau ngajuin izin sehari setengah hari selama atasannya memberikan itu hak," ungkapnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mencontohkan, anaknya yang saat ini sekolah yang bertaraf internasional, pada hari pertama masuk pasti orangtua selalu dipanggil. Sehingga ia kini tak melarang PNS DKI antar anak sekolah.
"Makanya saya bilang bagus saja. Anak saya sekolah internasional orangtua pasti dipanggil. Kalau saya nggak ikut, istri saya yang ikut itu urusan masing-masing keluarga," katanya.
Kemarin, saat ditanya wartawan soal Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2016 tentang Imbauan Kepada Seluruh Orang Tua untuk Mengantarkan Anaknya di Hari Pertama Masuk Sekolah yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Ahok melarang PNS DKI mengantar anak sekolah.
Padahal dalam surat yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ditujukan kepada setiap Gubernur, Bupati atau Wali Kota di seluruh Indonesia. Hari Pertama Sekolah jatuh pada Senin (18/7/2016).
"Nggak bisa lah. Nanti semua alasan lagi. Ya, suruh emaknya lah anterin. Kalau emaknya PNS suruh bapaknya dong, ya kan? Kalau dua-duanya PNS, anaknya psti ngerti emak bapaknya PNS," kata Ahok kemarin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD
-
Jerit Konsumen saat Bensin Shell dan BP Langka, Pertamina Jadi Pilihan?
-
Warga Jakarta Siap-siap, PAM Jaya Bakal Gali 100 Titik untuk Jaringan Pipa di 2026
-
Maling Santuy di SMAN 5 Bandung! Wajah Terekam CCTV, Gondol Laptop Saat Siswa Belajar di Lab
-
IPO PAM Jaya, Basri Baco Ingatkan Nasib Bank DKI: Saham Bisa Anjlok, Negara Rugi