Pendukung calon gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di depan Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat [suara.com/Bowo Raharjo]
Tak hanya massa anti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang datang, pendukung Ahok juga ikut datang ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, yang hari ini menyelenggarakan sidang perdana perkara penodaan agama.
Para pendukung Ahok umumnya mengenakan kemeja kotak-kotak dan kemeja berwarna putih. Mereka berkumpul di tepi Jalan Gajah Mada atau sebelah kiri bangunan bekas gedung Pengadilan Negeri Jakart Pusat.
"Kami datang memberikan dukungan, support. Pak Ahok nggak sendiri, didukung relawan Basuki-Djarot dukung," kata Sekretaris Jenderal Gelora Sahabat Ahok, Toba L. Siahaan.
Siahaan tidak khawatir bersinggungan dengan massa anti Ahok yang jumlahnya jauh lebih banyak. Dua kelompok massa dibatasi oleh barikade polisi dan armada water cannon serta barracuda.
"Tentunya kita dengan konsekuensinya nggak takut. Pak Ahok nggak boleh sendiri. Karena masalah Pak Ahok ini masyarakat Indonesia tahu Ahok, dia berjuang untuk masyarakat dari Belitung," kata dia.
Pendukung Ahok yang datang ke pengadilan siang ini, antara lain mengatasnamakan Gelora Sahabat Ahok, Relawan Kita Ahok, Perhimpunan Merah Putih, Kita Ahok, dan Laskar Ahok.
Siahaan menegaskan proses hukum tetap harus dihormati.
"Ditahan nggak bisa, dia (Ahok) kan pasangan calon, apapun nanti hasilnya, walaupun yang terpahit buat Ahok, kita terima. Tapi jangan menghilangkan hak dia sebagai calon gubernur," kata Sihaan.
Sementara massa anti Ahok mendesak agar aparat penegak hukum segera memenjarakan Ahok.
"Permintaan kami satu, tahan Ahok segera, kedua, penjarakan Ahok segera. Itu keadilan seluruh warga Indonesia," kata koordinator aksi Ahmad Syuhuda di depan gedung pengadilan.
"Kami umat Islam tenang dan bersabar. Cara kami adalah dengan Aksi Bela Islam. Itu adalah cara kami yang elegan," Ahmad menambahkan. "Harapan kami setelah sidang segera ditangkap, segera penjarakan. Kami kecewa berat kepada pemerintah Indonesia. Semoga pengadilan bisa melakukan sebaik-baiknya."
Para pendukung Ahok umumnya mengenakan kemeja kotak-kotak dan kemeja berwarna putih. Mereka berkumpul di tepi Jalan Gajah Mada atau sebelah kiri bangunan bekas gedung Pengadilan Negeri Jakart Pusat.
"Kami datang memberikan dukungan, support. Pak Ahok nggak sendiri, didukung relawan Basuki-Djarot dukung," kata Sekretaris Jenderal Gelora Sahabat Ahok, Toba L. Siahaan.
Siahaan tidak khawatir bersinggungan dengan massa anti Ahok yang jumlahnya jauh lebih banyak. Dua kelompok massa dibatasi oleh barikade polisi dan armada water cannon serta barracuda.
"Tentunya kita dengan konsekuensinya nggak takut. Pak Ahok nggak boleh sendiri. Karena masalah Pak Ahok ini masyarakat Indonesia tahu Ahok, dia berjuang untuk masyarakat dari Belitung," kata dia.
Pendukung Ahok yang datang ke pengadilan siang ini, antara lain mengatasnamakan Gelora Sahabat Ahok, Relawan Kita Ahok, Perhimpunan Merah Putih, Kita Ahok, dan Laskar Ahok.
Siahaan menegaskan proses hukum tetap harus dihormati.
"Ditahan nggak bisa, dia (Ahok) kan pasangan calon, apapun nanti hasilnya, walaupun yang terpahit buat Ahok, kita terima. Tapi jangan menghilangkan hak dia sebagai calon gubernur," kata Sihaan.
Sementara massa anti Ahok mendesak agar aparat penegak hukum segera memenjarakan Ahok.
"Permintaan kami satu, tahan Ahok segera, kedua, penjarakan Ahok segera. Itu keadilan seluruh warga Indonesia," kata koordinator aksi Ahmad Syuhuda di depan gedung pengadilan.
"Kami umat Islam tenang dan bersabar. Cara kami adalah dengan Aksi Bela Islam. Itu adalah cara kami yang elegan," Ahmad menambahkan. "Harapan kami setelah sidang segera ditangkap, segera penjarakan. Kami kecewa berat kepada pemerintah Indonesia. Semoga pengadilan bisa melakukan sebaik-baiknya."
Sementara itu, di depan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakart Utara, Ahok menangis ketika menceritakan hubungannya dengan keluarga angkatnya yang muslim.
Suara.com - "Saya terlahir dari pasangan non muslim, namun saya juga diangkat oleh keluarga muslim," kata Ahok.
Ayah Ahok bernama Indra Tjahaja Purnama dan ayah angkatnya bernama Andi Baso Amir.
"Ayah saya dengan ayah angkat saya bersumpah untuk menjadi saudara sampai akhir hayatnya. Kecintaan ayah angkat saya terhadap saya sangat berbekas terhadap diri saya sampai dengan hari ini," kata Ahok sambil terisak.
Melihat Ahok menangis, panitia persidangan kemudian memberikan tisu kepadanya.
"Bahkan uang pertama S2 saya dibayar oleh kakak angkat saya (Andi Analta Amir)," kata Ahok. "Saya seperti orang yang tidak tahu berterima kasih apabila saya tidak menghargai agama dan kitab suci orang tua dan kakak angkat saya Islam yang sangat taat."
Ahok bersedih karena dituduh menista agama Islam.
"Tuduhan itu sama saja dengan saya mengatakan saya menista orang tua angkat dan saudara-saudara angkat saya sendiri yang sangat saya sayangi dan juga sangat sayang kepada saya," kata Ahok.
Ahok menceritakan dalam kehidupan pribadi, dia banyak berhubungan dengan teman-teman muslim.
Selain belajar dari keluarga angkat, Ahok mengatakan juga belajar dari guru-guru yang taat beragama Islam dari kelas 1 SD Negeri sampai dengan kelas 3 SMP Negeri.
Ahok menegaskan ketika kunjungan kerja di Kepulauan Seribu dan mengutip Al Maidah saat pidato, dia sama sekali tidak punya niat untuk menodai agama Islam.
Komentar
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Dedi Mulyadi Berlutut di Depan Kereta Kencana: Antara Pelestarian Budaya dan Tuduhan Penistaan Agama
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
Terkini
-
Najelaa Shihab di Grup WA Nadiem, Bantah Ikut Bahas Korupsi Chromebook: Bukan Lingkup Saya
-
Septian Seto Kupas Masalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Bukan Jebakan Utang, Tapi...
-
Skandal Jet Pribadi Pimpinan KPU RI, KPK: Kami Siap Pelajari Putusan DKPP
-
Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97, Fadli Zon ke Generasi Muda: Kalian Penentu Sejarah
-
Skandal Makan Bergizi Gratis? BGN Stop Operasi Ratusan Dapur, Unggah Foto dan Video Jadi Wajib!
-
Tragis! Pria Tewas Terlindas Truk di Pulogadung, Sempat Terserempet Motor
-
Ciliwung Meluap usai Hujan Deras, 20 RT di Jakarta Terendam Banjir
-
Karen Agustiawan Sebut Pemerintah Lempar Tanggung Jawab ke Pertamina soal Sewa Tangki BBM
-
Cuaca Hari Ini: Jakarta dan Sekitarnya Hujan Hingga Malam Hari
-
Kemenko PMK Kembangkan Sistem Berbasis AI untuk Pantau Layanan Anak Usia Dini