Sekretaris Jenderal DPP FPI Jakarta Habib Novel Chaidir Hasan Bamu'min dalam orasi menilai Ahok sudah gagal menjadi pemimpin. [suara.com/Erick Tanjung]
Terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berharap pihak kepolisian bisa bicara dengan provider nomor telepon Sekretaris Jenderal DPD FPI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin.
Ahok ingin seluruh percakapan Novel dengan sejumlah warga Kepulauan Seribu yang menyatakan Ahok menistakan agama pada 27 September 2016 di telepon genggamnya dibuktikan. Sebab, dalam persidangan tadi, Novel menyatakan ada sebagian warga Kepulauan Seribu yang melaporkan kepadanya kalau Ahok diduga melakukan penodaan agama setelah mengutip surat Al Maidah ayat 51.
"Habib Novel mengatakan, sorenya 27 September banyak telepon masuk menelepon beliau dari pulau seribu, dan mengatakan saya menista agama," ujar Ahok usai menjalani persidangan di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (3/1/2017) malam.
Namun sayang, saat Ahok dan tim penasihat hukumnya bertanya terkait warga kepulauan seribu yang menelponya dan menyatakan Gubernur Jakarta saat itu telah melakukan penodaan agama, Novel beralasan.
"Terus kita tanya bagaimana, siapa yang telepon. Katanya sudah dihapus sms dan teleponya," ujar Ahok.
"Maka kita akan ajukan polisi, untuk meminta bukti dari provider, Tanggal 27 September 2016 sore, ada beberapa orang yang telepon ke Jakarta dari Pulau Seribu ke nomor habib Novel," jelas Ahok.
Selain itu, mantan Bupati Bekitung Timur ini juga mempertanyakan kesaksian Novel dalam persidangan menyebut pelaporan Ahok ke Bareskrim Polri ketika itu berdasarkan khendak umat islam di Indonesia.
"Dia tulis dalam pelaporan tersebut atas kehendak umat Islam seluruh Indonesia. Saya tanya orang Pulau Seribu umat islam Indonesia bukan? Iya, tapi kurang beriman katanya, ini beda islamnya. Udah saya nggak mau bedebat lagi," kata Ahok.
Komentar
Berita Terkait
-
Usai Persidangan, Ahok Merasa Rugi Hilang Waktu Kampanye
-
Ahok Sebut Saksi Gus Joy Bukan Advokat dan Pendukung Agus-Sylvi
-
Pengunjung Sidang Ahok Harus Minta Kartu dari Polisi
-
Sidang Ahok, Saksi Jadi Pelupa, 75 Persen Pertanyaan Dijawab Lupa
-
Bagaimana Nasib Ahok Setelah Cuti Kampanye Berakhir 11 Februari?
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
Terkini
-
Sesumbar Kasus Campak di Jakarta Tak Naik, Pramono: Tak Seperti yang Dikhawatirkan!
-
KPK Usut Modus Licik Korupsi Haji: Waktu Pelunasan Haji Khusus Dibatasi Cuma 5 Hari Kerja!
-
Diperiksa KPK Hari Ini, Apa Kaitan Rektor UIN Semarang Nizar Ali di Kasus Korupsi Kuota Haji?
-
Ledakan Septic Tank Guncang Pondok Cabe: Tiga Rumah Hancur, Empat Warga Terluka
-
Nepal Memanas, 134 WNI Aman! Ini Langkah Cepat Pemerintah Lindungi Mereka
-
Cuaca Ekstrem Jepang: Hujan Deras Buat Transportasi Lumpuh, Warga Terisolasi
-
Terobosan Telkom: ESG Jadi Fondasi Utama dan Sistem Operasi untuk Pertumbuhan Digital & Tata Kelola
-
Dari Lapas Menuju Mandiri: Warga Binaan Raih Keterampilan Lewat Program FABA PLN
-
DPR Bakal Panggil KKP Terkait Tanggul Beton di Cilincing yang Dikeluhkan Nelayan
-
Rektor UI Diteriaki "Zionis" Saat Acara Wisuda, Buntut Undangan Akademisi Pro-Israel