Suara.com - Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Hendardi meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) berhati-hati dalam mengelurkan fatwa. terutama fatwa yang berpotensi membuat gaduh di tingkat masyarakat.
Menurut dia, terkadang fatwa yang dikeluarkan tersebut dapat menimbulkan kerusakan yang diakibatkan adanya perbedaan pemahaman.
"Akhirnya yang melakukan kendali kan polisi, tapi kemudian efek destruktif kan bisa terjadi dari situ. Hal-hal itu perlu dihitung juga oleh MUI dalam mengeluarkan fatwa-fatwanya," katanya di saat hadir dalam diskusi bertajuk 'Fatwa MUI dan Hukum Positif' di Gedung PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2017).
Hendardi juga menilai selama ini MUI kerap tidak bisa mengawal laju fatwa yang telah mereka keluarkan. Sehingga menimbulkan kebingungan di masyarakat tentang posisi fatwa tersebut.
"Polisi cukup bingung kan dengan banyak fatwa-fatwa MUI yang memang saya kira implikasinya bukan hanya tidak diperhitungkan tapi MUI sendiri seringkali nggak bisa menahan laju atau mempunyai kendali terhadap fatwa yang dikeluarkan," kata Hendardi.
Oleh karena itu perbanyak diakusi dengan pihak lain termausk Polri adalah hal yang wajib dilakukan. Sebab masalah tersebut akan terus berlanjut kalau tidak dikordinasikan dengan Polri sebagai penegak hukum positif.
"Ini salah satu mekanisme untuk saling memahami, nggak kemudian dampaknya aja tapi pembicaraan diskusi semacam ini kan bisa membicarakannya terlebih dulu, tidak hanya sekedar dampak Pak Tito dengan Makhruf Amin saja. Itu kan mengatasi dampak yang sudah terjadi," tutup Hendardi.
Sementara Ketua MUI Maruf Amin mengatakan bahwa segala aspek dipertimbangkan saat sebelum mengeluarkan fatwa tersebut. Dia menegaskan bahwa salah satu aspek yang diperhatikan adalah aspek sosial masyarakat.
"Iya, aspek sosial dipertimbangkan, semua aspek dipertimbangkan juga," kata Maruf.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
Terkini
-
IKAHI Sumut Turun Tangan, Kebakaran Rumah Hakim PN Medan Bukan Sekadar Musibah Biasa?
-
Geledah Rumdin Gubernur Riau Abdul Wahid usai Tersangka, KPK Cari Bukti Apa Lagi?
-
Miris! Kakak Adik di Kendal 2 Minggu Cuma Minum Air, Tidur Bersama Jasad Ibu Demi Wasiat
-
Terbongkar! Segini Uang 'Jatah Preman' yang Diterima Gubernur Riau, KPK Beberkan Alirannya
-
Warga Protes Bau Tak Sedap, Pemprov DKI Hentikan Sementara Uji Coba RDF Rorotan
-
Pasca OTT, KPK Bergerak Geledah Rumah Dinas Gubernur Riau Abdul Wahid
-
Gubernur Riau Plesiran ke Inggris-Brasil Pakai Duit 'Jatah Preman', Mau ke Malaysia Keburu Diciduk
-
Soeharto Bakal Dapat Gelar Pahlawan Nasional? Legislator Minta Penilaian Berimbang dan Komprehensif
-
Lewat 1x24 Jam Pasca-OTT, Dalih KPK Baru Umumkan Gubernur Riau Tersangka: Masalah Teknis, Bukan...
-
Bappenas Sebut Penerapan Manajemen Risiko Menjadi Arah Baru Dalam Tata Kelola Pembangunan Nasional