Suara.com - Juara dunia MotoGP tiga kali, Jorge Lorenzo, mengklaim sulit memiliki hubungan yang baik dengan mantan rekan setimnya di Yamaha, Valentino Rossi.
Lorenzo menyebut, keputusannya hengkang ke Ducati musim ini pun sebagai langkah yang tepat untuk meredakan tensi ketegangan di internal tim Yamaha.
Terlebih, pebalap Spanyol berusia 29 tahun ini melihat pihak Yamaha lebih mengutamakan Rossi ketimbang dirinya, terutama dalam hal pemasaran. Dia pun memaklumi itu mengingat pamor Rossi jauh lebih tinggi darinya.
"Saya mengerti pentingnya Rossi bagi Yamaha. Dia juga telah memberikan segalanya untuk Yamaha, (seperti) kemenangan, gelar juara dunia, dan karakternya sangat menjual untuk dipasarkan," kata Lorenzo.
"Dan normal bagi sebuah pabrikan seperti Yamaha hanya fokus pada dia. Tapi, setiap kali kami menandatangani kontrak baru, Yamaha dan khususnya (bos tim Yamaha MotoGP) Lin Jarvis mengetahui nilai kuantitas saya."
"Sangatlah sulit untuk memiliki hubungan yang baik dengan rekan setim, karena dia juga rival utama Anda."
"Jika dia mengalahkanmu, maka tidak ada alasan lagi. Tapi, pada akhirnya sangat bagus (ketika bersalaman) karena itu membantu Anda mengerti bahwa dia seperti Anda, memiliki perasaan yang sama seperti Anda," pungkas Lorenzo.
Hubungan buruk antara Rossi dan Lorenzo sudah jadi rahasia umum di dunia balap MotoGP. Contohnya beberapa tahun silam, Rossi pernah meminta pihak Yamaha untuk membuat dinding pembatas antara garasi timnya dengan Lorenzo.
Lorenzo sendiri memutuskan pindah dari Yamaha setelah sembilan musim bersama pada pertengahan April 2016 lalu. Dia sepakat menandatangani kontrak kerjasama selama dua musim bersama Ducati. (Supersport)
Baca Juga: Hadapi Debat Kedua, Begini Persiapan Djarot
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
Sidang Patok Ilegal, Hakim Cecar Saksi: Siapa Sebenarnya yang Tak Boleh Ada di Lokasi?
-
DPRD Dorong Pasar Jaya Bangun Hunian di Atas Pasar untuk Atasi Krisis Perumahan Jakarta
-
DPR Tunggu Hasil Komisi Reformasi, Substansi RUU Polri Belum Final
-
SPI: Tanpa Reforma Agraria, Program Prabowo Bisa Jadi 'Beban Negara'
-
Game Changer! DPR 'Ketok Palu' Bentuk Pansus Khusus Selesaikan Konflik Agraria
-
Usut Korupsi Chromebook, Kejagung Periksa Menpan RB Azwar Anas
-
DPR Bahas Revisi UU BUMN, Dasco Ungkap Wacana Kementerian BUMN Jadi Badan
-
Tak Terima Hendak Ditinggal, Suami di Kebon Jeruk Jerat Leher Istri Pakai Tali Tas Hingga Tewas
-
Perhatikan Pemilihan Bahan Sampai Makanan Siap Disantap, Ini Tips Cegah Kasus di Program MBG
-
Perkuat Akses Keuangan Daerah yang Inklusif, Kemendagri dan OJK Bersinergi