Suara.com - Kaum perempuan, di banyak negara, kerapkali dianggap sebagai makhluk lemah. Namun, Joanna Palani, membuktikan pola pikir patriarkis tersebut harus diubah.
Joanna Palani, adalah perempuan penembak jitu paling ditakuti gerombolan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun, terdapat ironi dalam kisah perjuangannya, yakni ketika dia justru dianggap teroris dan dijebloskan ke dalam penjara setelah kembali ke tanah airnya sendiri.
Ironi dalam hidup Joanna dimulai pada tahun 2014 silam, tatkala masih berusia 19 tahun dan baru memulai kehidupannya yang nyaman sebagai mahasiswi Ilmu Politik di salah satu universitas di Kopenhagen, Denmark. Ketika itu, kehidupannya mulai terusik oleh berita-berita keganasan teroris ISIS di Irak dan Suriah.
"Saya adalah warga Denmark keturunan Kurdi. Berita-berita tentang ISIS itu membuat saya gelisah. Akhirnya, saya memutuskan diam-diam pergi ke Irak untuk membasmi ISIS," tutur Joanna dalam wawancara eksklusif dengan Dailymail, Rabu (8/2/2017) pekan lalu.
Tekad Joanna sudah bulat. Setelah berhasil membuat kontak dengan para militan Kurdi, Joanna berhasil masuk ke wilayah otonom Kurdi di Irak. Ia bergabung dengan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) yang berafiliasi dengan Partai Pekerja Kurdi (PKK) berhaluan Marxis.
Dalam kamp pelatihan, Joanna ternyata menunjukkan keahlian menembak jitu. Setelah menyelesaikan masa pelatihan, ia lantas masuk dalam skuat penembak runduk YPG dan beroperasi di wilayah otonom Kurdi di Irak maupun Suriah.
Tak main-main, sejak tahun 2014, reputasi Joanna langsung melejit di berbagai palagan melawan ISIS. Berbekal dua senapan buatan Rusia, SVD Dragunov dan Kalashnikov, kesayangannya, Joanna mampu membunuh lebih dari 100 teroris ISIS.
Kelihaiannya menembak secara jitu titik-titik vital lawan, membuat Joanna dikenal di kalangan ISIS sebagai "Perempuan Kematian" (Lady Death). Bahkan, ISIS membuat sayembara bagi anggotanya yang bisa membunuh atau menangkap Joanna, bakal diberi imbalan 1 Juta Dolar AS atau setara Rp 13 miliar.
"ISIS bernafsu menangkap dan menjadikan saya sebagai budak seks. Tapi, seperti yang anda tahu, mereka tak pernah berhasil. Saya juga ditakuti oleh mereka. Sebab, dalam keyakinan mereka, setiap militan tak bisa masuk surga kalau dibunuh oleh seorang perempuan," tuturnya.
Baca Juga: PDIP: Contohlah Mesir yang Tak Lagi Berpolitik Menjual Agama
Ketika ISIS semakin kehilangan kekuasaannya di kedua negara, Joanna memutuskan untuk pulang ke Denmark, akhir 2016.
Namun, keputusannya itu justru menjadi lembaran pilu kehidupannya. Joanna yang dielu-elukan rakyat Irak dan Suriah sebagai pahlawan, justru ditangkap aparat intelejen negaranya sendiri karena dianggap berbahaya.
Joana ditangkap badan intelejen Denmark, P.E.T, 7 Desember 2016. Kekinian ia berada dalam penjara dan diancam penjara 2 tahun.
"Ketika aku pulang, aku berpikir sudah bersumbangsih melindungi warga Eropa dari ancaman ISIS. Tapi ternyata, aku sendiri dianggap sebagai teroris. Apakah pemerintah Denmark menakuti pemikiran politik dan keahlianku menembak?" sindir Joanna.
Namun, karena desakan masyarakat, pemerintah Denmark akhirnya membebaskan Joana sebelum Natal 2016, tepatnya tanggal 23 Desember tahun lalu.
Tapi, itu bukan berarti Joanna bisa melanjutkan kehidupannya sebagai mahasiswi dan brelaku seperti para wanita sebayanya. Sebab, kekinian, ISIS kembali mengincarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Gegara Rokok, Bripda TT Tega Aniaya 2 Siswa SPN Hingga Viral, Kapolda NTT Tak Tinggal Diam
-
Fakta-fakta Roy Suryo Cs Diperiksa 9 Jam di Kasus Ijazah Jokowi, Berakhir Tak Ditahan
-
Meski Lebih Efisien, TII Ungkap Tantangan Baru dalam Pemisahan Jadwal Pemilu
-
Proyek Mal Mewah di Kelapa Gading Digerebek, 14 WNA China Kepergok Jadi Kuli Bangunan
-
Bobby Nasution Terseret Dugaan Korupsi Jalan, KPK Berani Penuhi Perintah Pengadilan?
-
Fandom Travel Jadi Sorotan di TOURISE 2025: Konten Hiburan yang Mendorong Kunjungan Wisata
-
Erika Carlina Kembali Bertemu DJ Panda di Polda, Pintu Damai Mulai Terbuka?
-
Denny Indrayana Turun Gunung Bela Roy Suryo Cs, Sebut Kasus Ijazah Jokowi Upaya Pembungkaman Kritis
-
Sosok Raja Yordania Abdullah II: Keturunan Nabi, Pilot Andal, dan Sahabat Karib Presiden Prabowo
-
Pemerintah Genjot Kualitas Calon Pekerja Migran: Bahasa hingga Sertifikasi Jadi Fokus Utama!