Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta semua pihak untuk menyerahkan proses hukum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait kasus penodaan agama kepada aparat penegak hukum. Ia mengatakan semua pihak harus menerima apapun keputusan hakim.
"Kita sudah percaya bahwa negara kita negara hukum, semuanya kita serahkan pada proses hukum. Jadi apa pun yang menjadi keputusan hukum ya harus kita terima dengan baik. Katanya kita negara hukum, ya serahkan," ujar Djarot di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Rabu (3/5/2017).
Pernyataan Djarot menanggapi aksi 5 Mei 2017 yang digagas Gerakan Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia.
Aksi tersebut menuntut pengadilan menghukum Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan hukuman maksimal atau lebih tinggi dari tuntutan jaksa yang hanya satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun.
Djarot meminta semua pihak memberi kesempatan kepada hakim untuk memiliki independensi dan rasa keadilan dalam memutuskan perkara dengan terdakwa Ahok. "Tidak boleh hakim dipengaruhi siapa pun juga. Tidak boleh misalkan bahkan ada yang ngomong hakim enggak usah buka media sosial, baca ini, supaya betul-betul fokus untuk menegakkan keadilan," kata Djarot.
Djarot pun mengatakan bahwa simbol hukum sesuai dengan lambangnya yakni lambang Dewi Keadilan.
Ia menambahkan bahwa lambang Dewi Keadilan menunjukkan simbol keadilan yang tidak memandang bulu dalam memutuskan suatu perkara. "Lambangnya Dewi Keadilan ditutup matanya, cantik, bawa pedang dan ada timbangan. Itu kan menandakan bahwa hakim itu wakil Tuhan, yang ditutup matanya, betul-betul memutuskan itu tanpa pandang bulu, dengan pedang dan timbangan. Timbangannya lihat, itu jongkrak atau nggak, nggak kan? Berarti adil. Ya kita pasrahkan sepenuhnya kepada hakim," tandasnya.
Vonis Ahok
Mantan Wali Kota Blitar itu berharap Ahok bebas dari vonis hakim sesuai dengan fakta-fakta yang ada di persidangan. Meski begitu, Djarot menyerahkan keputusan vonis Ahok kepada hakim
Baca Juga: Begini Nikmatnya Ngopi di Kampungnya Ahok!
" Harapannya begitu. Yang kedua, apapun keputusan dari hakim, Pak Ahok dan kita semua harus terima dong, apapun itu, dibebaskan atau tidak dibebaskan, sesuai harapan atau tidak sesuai harapan, harus bisa terima karena kita percaya dengan sistem hukum kita," tuturnya.
Ketua Umum GNPF MUI Bachtiar Nasir mengatakan banyak tokoh agama yang sudah menyatakan mendukung aksi longmarch dari Masjid Istiqlal ke Mahkamah Agung nanti."Kami selalu konsolidasi dan komunikasi (para tokoh agama). Tapi kami memang tak semua kelihatan dengan wartawan karena beberapa di antara kami sibuk," kata Bachtiar di AQL, Islamic Center, Jalan Tebet Utara 1, Jakarta Selatan, Selasa (2/5/2017).
Bachtiar menyebut Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mendukung aksi nanti. "Pak Din barusan Wa (Whatsapp) saya. Siap mendukung bahkan allahhu Akbar. Dia (Din) siap mendukung semoga jadi jihad kami bersama," kata Bachtiar.
Aksi tersebut dilakukan menjelang pembacaan putusan majelis hakim terhadap Ahok pada Selasa (9/5/2017).
Selain Din, kata Bachtiar, Ustadz Aa Gym dan Ustadz Arifin Ilham juga ikut mendukung. "Tokoh agama seperti Aa Gym dukungannya jelas, Arifin Ilham juga jelas dan konsolidatornya ini pak Zaitun Rasmin (untuk aksi Jumat)," ujar Bachtiar.
"Ya, insya Allah GNPF MUI kompak, ulama kompak, semua yang kemarin turun di 212 Insya Allah masih kompak," ujar Bachtiar menambahkan.
Titik kumpul massa di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Usai salat Jumat, mereka akan longmarch ke Mahkamah Agung. GNPF tidak puas dengan tuntutan jaksa kepada Ahok yang hanya hukuman satu tahun penjara dengan massa percobaan dua tahun
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina
-
Inikah Wajah Kompol Anggraini Diduga Jadi Orang Ketiga di Rumah Tangga Irjen Krishna Murti?
-
Bukan Septic Tank! Ternyata Ini Sumber Ledakan di Pamulang yang Rusak 20 Rumah
-
Nama PBNU Terseret Kasus Haji, KPK Buka Suara: Benarkah Hanya Incar Orangnya, Bukan Organisasinya?
-
Rentetan Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis, DPD Minta BGN Kurangi Jumlah Penerima MBG
-
Asmara Berujung Maut di Cilincing: Pemuda Tewas Dihabisi Rekan Sendiri, Kamar Kos Banjir Darah!
-
Video Gibran Tak Suka Baca Buku Viral Lagi, Netizen Bandingkan dengan Bung Hatta
-
KPK Ungkap Kasus Korupsi Kuota Haji, Libatkan Hampir 400 Biro Perjalanan
-
Nabire Diguncang Gempa Berkali-kali, Jaringan Internet Langsung Alami Gangguan
-
KPK Sita Uang Hingga Mobil dan Tanah dari Dirut BPR Jepara Artha dalam Kasus Kredit Fiktif