Wakil Ketua Partai Gerindra, Arief Poyuono, mengatakan bahwa tuduhan makar oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo terhadap para aktivis 212 dan aktivis 313 adalah tuduhan yang salah salah. Arief menyesalkan tuduhan makar oleh Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian terhadap para peserta aksi bela Islam.
Tuduhan ini diperkuat dengan wawancara Allan Nain yang mengatakan akan ada kudeta terhadap Presiden Joko Widodo dalam aksi Bela Islam. Padahal aksi ini semata hanya untuk mendesak pemerintah agar menegakkan hukum dan keadilan terhadap Basuki Tjahaya Purnama yang dianggap melakukan penistaan agama Islam.
"Akhirnya sekarang kita mikir, masa iya keadaan ekonomi nasional tidak krisis, kehidupan ekonomi masyarakat relative stabil walau sedikit agak menurun daya beli masyarakat ,serta IHSG di bursa terus meroket, masa sih keadaan ini bisa memaksa umat Islam untuk makar terhadap Presiden Jokowi," kata Arief di Jakarta, Minggu (7/5/2017).
Arief menegaskan bahwa belajar dari sejarah, Presiden Suharto lengser pada tahun 1998 dan Presiden Sukarno lengser pada tahun 1967 akibat krisis ekonomi nasional yang carut marut. Sulit dipercaya jika dalam kondisi ekonomi yang relatif bagus, Presiden Jokowi akan dilengserkan.
"Nah kita mulai mikir nih Kapolri ngotot bahwa ada dugaan akan terjadi makar dalam aksi aksi Bela Islam. Sedangkan Panglima TNI yang sebenarnya lebih punya domain politik dan keamanan serta bisa mengambil alih kekuasaan jika ada makar mengatakan tidak ada itu," ujarnya.
Terlebih, menurutnya, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan juga angkat bicara soal adanya dugaan upaya makar oleh sejumlah pihak terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Menurut Budi, lembaganya tidak secara langsung terlibat dalam penanganan kasus makar yang kini tengah diusut oleh kepolisian.
Menurutnya, seharunys BIN menjadi institusi negara yang mempunyai punya data A1 yang valid dalam maslah politik dan keamanan negara. Jika memang ada rencana makar, BIN pasti akan melaporkannya kepada Presiden Jokowi.
"Nah kalau sudah dua institusi yang punya senjata dan bersentuhan dengan Keamanan dan Politik, berseberangan pendapatnya tentang makar, saya rasa Pak Jokowi harus segera turun tangan. Panggil Kapolri dan Panglima TNI serta Kepala BIN agar jangan masyarakat menjadi was-was," jelas Arie.
Baca Juga: TPDI Protes Panglima TNI karena Sebut Upaya Makar Hanya 'Hoax'
Ia juga mengkhawatirkan tuduhan adanya persaingan antara Kapolri dan Panglima TNI. Oleh sebab itu, ia menyarankan Presiden Jokowi untuk bisa memikirkan siapa kawan dan siapa lawan dalam pemerintahannya.
"Jangan sampai terjebak dan terpengaruh akan adanya isu makar yang tujuannya melakukan kudeta terhadap beliau. Sebab belum ada satupun faktor sosial dan politik yang pas dan bisa meyebabkan Jokowi layak dilengserkan melalui parlemen," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf