Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyambangi KPK, di Jakarta Senin (19/6). [suara.com/Oke Atmaja]
Baca 10 detik
Kapolda Jenderal Tito Karnavian mengatakan kasus penyerangan dengan air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan merupakan utang yang harus segera diungkap.
"Kalau ini selesai, tentu melegakan bagi kami, karena ini utang bagi kami," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (19/6/2017).
Tito mengharapkan kasus tersebut segera terungkap.
"Ini komitmen kami, tapi sekali lagi pengalaman kami di lapangan, termasuk pengalaman saya, 25 persen usaha manusia, sisanya Tuhan Yang Maha Kuasa. Mudah-mudahan Tuhan membuka jalan untuk memudahkannya," katanya.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah TIME di tengah proses penyembuhan mata yang disiram air keras, Novel menyatakan mendapatkan informasi bahwa seorang jenderal polisi terlibat dalam kasus penyerangan.
Pernyataan Novel ini sangat mengejutkan, terutama bagi Polri. Itu sebabnya, dalam waktu dekat penyidik akan dikirim ke Singapura untuk menggali keterangan dari Novel menyangkut jenderal polisi itu.
"Soal pemeriksaan prinsipnya kita ingin secepat mungkin. Supaya isunya bisa diklarifikasi. Namun pemeriksaan tergantung kesiapan saudara Novel dan KPK. Oleh karena itu kita akan selalu berkoordinasi dengan Ketua KPK. Nanti kalau Novel sudah siap, dari segi kesehatan, kalau didampingi pak Ketua juga bagus, nanti tim kami akan berangkat ke sana. Timingnya tidak bisa ditentukan, karen belum jelas. Inginnya secepat mungkin supaya klarifikasi segera kita berikan," kata Tito.
Apa yang disampaikan Tito langsung ditanggapi Ketua KPK Agus Rahardjo.
"Mengenai pemeriksaan di Singapura, memang keputusannya bukan hanya dari KPK, kami tergantung pada dokter yang merawat. Dalam beberapa kesempatan, tidal pada pemeriksaan pun kadang-kadang mempengaruhi recovery mata Novel," kata Agus.
"Nanti kalau kita ke Singapura, kita koordinasikan dengan dokternya, bahkan mungkin untuk menenangkan Novel, saya menawarkan diri ke sana, saya akan mendampingi timnya berangkat ke Singapura. Mudah-mudahan nanti situasinya lebih rileks, tidak mengganggu recovery Novel," Agus menambahkan.
KPK juga mempelajari semua kasus di KPK yang pernah ditangani Novel dalam rangkap melacak siapa penyerang novel. Termasuk kasus dugaan pembunuhan di Bengkulu.
"Oleh karena itu KPK dan Polri akan bekerja sama, akan mencoba mengeksplor kasus-kasus yang pernah ditangani, siapa yang terkait kasus itu, kemudian kami juga akan memberi informasi juga terkait itu kepada Polri. Jadi belum bisa menyimpulkan terkait dengan kasus yang mana," kata Agus.
"Kalau ini selesai, tentu melegakan bagi kami, karena ini utang bagi kami," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (19/6/2017).
Tito mengharapkan kasus tersebut segera terungkap.
"Ini komitmen kami, tapi sekali lagi pengalaman kami di lapangan, termasuk pengalaman saya, 25 persen usaha manusia, sisanya Tuhan Yang Maha Kuasa. Mudah-mudahan Tuhan membuka jalan untuk memudahkannya," katanya.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah TIME di tengah proses penyembuhan mata yang disiram air keras, Novel menyatakan mendapatkan informasi bahwa seorang jenderal polisi terlibat dalam kasus penyerangan.
Pernyataan Novel ini sangat mengejutkan, terutama bagi Polri. Itu sebabnya, dalam waktu dekat penyidik akan dikirim ke Singapura untuk menggali keterangan dari Novel menyangkut jenderal polisi itu.
"Soal pemeriksaan prinsipnya kita ingin secepat mungkin. Supaya isunya bisa diklarifikasi. Namun pemeriksaan tergantung kesiapan saudara Novel dan KPK. Oleh karena itu kita akan selalu berkoordinasi dengan Ketua KPK. Nanti kalau Novel sudah siap, dari segi kesehatan, kalau didampingi pak Ketua juga bagus, nanti tim kami akan berangkat ke sana. Timingnya tidak bisa ditentukan, karen belum jelas. Inginnya secepat mungkin supaya klarifikasi segera kita berikan," kata Tito.
Apa yang disampaikan Tito langsung ditanggapi Ketua KPK Agus Rahardjo.
"Mengenai pemeriksaan di Singapura, memang keputusannya bukan hanya dari KPK, kami tergantung pada dokter yang merawat. Dalam beberapa kesempatan, tidal pada pemeriksaan pun kadang-kadang mempengaruhi recovery mata Novel," kata Agus.
"Nanti kalau kita ke Singapura, kita koordinasikan dengan dokternya, bahkan mungkin untuk menenangkan Novel, saya menawarkan diri ke sana, saya akan mendampingi timnya berangkat ke Singapura. Mudah-mudahan nanti situasinya lebih rileks, tidak mengganggu recovery Novel," Agus menambahkan.
KPK juga mempelajari semua kasus di KPK yang pernah ditangani Novel dalam rangkap melacak siapa penyerang novel. Termasuk kasus dugaan pembunuhan di Bengkulu.
"Oleh karena itu KPK dan Polri akan bekerja sama, akan mencoba mengeksplor kasus-kasus yang pernah ditangani, siapa yang terkait kasus itu, kemudian kami juga akan memberi informasi juga terkait itu kepada Polri. Jadi belum bisa menyimpulkan terkait dengan kasus yang mana," kata Agus.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Eks Pimpinan KPK Ungkap Latar Belakang Kasus Penyiraman Novel Baswedan
-
Kecewa ke Prabowo, Novel Baswedan Sebut Amnesti Hasto Tak Adil: Bagaimana dengan Pelaku Lain?
-
Novel Baswedan Blak-blakan Kritik Amnesti-Abolisi Prabowo: Tak Sesuai Pidato Sikat Habis Koruptor!
-
Eks Pimpinan KPK Ungkap Alasan Novel Baswedan Disiram Air Keras!
-
Menurut Novel Baswedan, Korupsi Timah Rp300 Triliun Bukan Kerugian Negara
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO