Suara.com - Bayi mungil yang baru berusia 3 bulan itu akhirnya terdiam, tak lagi bisa menangis sekadar meminta susu. Dia meninggal tanpa tahu apa kesalahannya. Ia mati di tangan yang dulu pernah menimangnya penuh kegembiraan: sang ayah.
Faisal Amir, lelaki berusia 27 tahun, terbangun dari tidur siangnya pada Selasa (8/8/2017) petang, sekitar pukul 17.00 WIB.
Ia langsung bangkit dari ranjang dan menghidupi seluruh lampu yang ada dalam apartemennya, Gading Nias Residence, Tower Dahlia Nomor 19, Peganggsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Amir sempat sebentar ke kamar mandi lantas ke dapur membuatkan susu untuk buah hatinya, KAA, yang baru berusia 3 bulan. Sementara sang istri tak di rumah, bekerja untuk kebutuhan mereka.
Namun, suasana datar rutinitas pria pengangguran itu mendadak berubah menegangkan ketika ia hendak memberikan susu ke si jabang bayi.
KAA, putrinya yang seranjang dengannya tak bergerak. Wajahnya tertutup bantal. Sementara di kasur, terdapat tinja yang keluar dari dubur bayi tersebut, dan juga bercak muntah dari mulut.
Setelah membersihkan kotoran tersebut, Amir lantas menelepon kerabatnya, Lily Salim, perempuan berusia 50 tahun yang tinggal di Jalan Janur Kuning II WH II/23 RT 08/15, Kelapa Gading Timur.
Setibanya di apartemen tersebut, Lily langsung memeriksa kondisi KAA. Ia terkejut, mengetahui bahwa nyawa si bayi sudah tak lagi ada. Ia dan Amir langsung menghubungi petugas keamanan apartemen dan selanjutnya aparat Polsek Kepala Gading.
Baca Juga: Polisi Buru 3 Orang Terduga Pengeroyok Personel Brimob di Bali
“Itu kronologi yang diceritakan saksi pertama, yakni ayah korban. Tapi ternyata, setelah kami selidiki, bayi malang itu meninggal karena dibunuh. Mukanya ditutup memakai bantal, begitu berdasarkan ciri-ciri fisik korban yang kemerahan, muntah, dan mengeluarkan tinja,” tutur Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Nasriadi kepada Suara.com, Rabu (9/8).
“Ternyata, hasil penyelidikan kami menunjukkan, pelaku pembunuhan adalah ayah kandungnya sendiri. Pelaku juga sudah mengakui hal itu kepada kami,” tukasnya lagi.
Dalam pengakuannya kepada polisi, Amir menuturkan tega berbuat keji terhadap bayinya karena frustrasi terhadap kehidupannya sendiri.
Amir merupakan pengangguran. Selama ini, ia ditugaskan oleh sang istri untuk mengurus bayi mereka. Sementara sang istri bertugas mencari uang untuk kebutuhan hidup mereka bertiga.
Namun, menurut Amir, rasa frustrasi dirinya diperparah dengan sang istri yang semakin jarang pulang ke rumah.
'(Istrinya) jarang pulang, dan dia tidak bekerja, cuma mengurus bayi saja sehingga pelaku melepas kekesalannya ke anak bayi. Dia membekap bayinya memakai bantal,” terang Nasriadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha