Suara.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, bantuan kemanusiaan yang diberikan Indonesia untuk warga Rohingya di Rakhine State, Myanmar merupakan bentuk pencitraan Presiden Joko Widodo.
Menjawab kritikan itu, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir mengklarifikasi bantuan kemanusiaan tersebut merupakan langkah konkret pemerintah yang prihatin terhadap kondisi warga Rohingya di Rakhine State.
"Menlu pergi ke sana atas instruksi dan arahan Presiden. Itu kan didasarkan atas keprihatinan kita dengan yang terjadi di sana (Rohingya), jadi pendekatan kita komprehensif, pendekatan kita adalah solusi," kata Fachir di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/9/2017).
Dia menuturkan, pemerintah bersinergi dengan semua elemen masyarakat dalam menyikapi kondisi di Rohingya.
Pemerintah kekinian mengedepankan pendekatan kemanusiaan dengan mengirim bantuan untuk warga Rohingya yang menjadi korban kekerasan militer di Myanmar.
"Jadi intinya dari semua aspek, kami mencoba cari solusi dari persoalan yang dihadapi di sana. Karena itu pendekatan kemanusiaan yang utama. Bahkan sejak awal, presiden mengatakan kita bersinergi, pemerintah dengan semua lembaga masyarakat, lembaga kemanusiaan," ujar dia.
Namun, Fachir enggan menanggapi sindiran dan kritikan pihak yang menyebut pengiriman bantuan kemanusiaan untuk warga Rohingya hanya pencitraan Jokowi.
"Kalau boleh dikatakan, ini amanah konstitusi. Ketika kita berbicara ikut menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial, ini adalah realisasi atau perwujudan pengalaman dari amanah konstitusi," tegasnya.
Baca Juga: Bank 'Pelat Merah' Tak Setuju Biaya Isi Ulang e-Money
Sebelumnya, Sabtu (16/9/2017) di Bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat, Prabowo mengatakan bantuan kemanusiaan yang dikirim pemerintah hannya untuk pencitraan semata.
"Kalaupun kita sekarang kirim bantuan, menurut saya itu pencitraan. Kirim bantuan pun tak sampai kadang-kadang. Jadi saudara-saudara di sini harus saya kasih tahu supaya tidak emosional," pekiknya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Guru Besar IPB: Petani Dituntut Taat Kebijakan, Tapi Bantuan Benih dan Pupuk Masih Jauh dari Cukup
-
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Dugaan Korupsi Program Digitalisasi Pendidikan
-
1.300 UMKM Siap Unjuk Gigi di Kompetisi Perdana Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas
-
Merasa Terlindungi, Barang Pemberian Kapolda Herry Heryawan Bikin Penyandang Tunarungu Ini Terharu
-
Kolaborasi Bareng DPRD DKI, Pramono Resmikan Taman Bugar Jakbar
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi