Suara.com - Terdakwa kasus e-KTP, Miryam S Haryani tak mau laporan yang telah dibuat Direktur Penyidik KPK Brigadir Jenderal Aris Budiman di Polda Metro Jaya tetap ditindaklanjuti.
Hal itu disampaikan Miryam usai diperiksa sebagai saksi terkait isi pemberitaan di salah satu media sosial yang menyebut Aris menerima suap Rp2 miliar untuk mengamankan kasus e-KTP yang ditangani KPK.
"Saya sampaikan ke penyidik mohon laporan ini jangan berhenti sampai di sini. Harusnya ini berlanjut supaya jelas semuanya," kata Miryam di Polda Metro Jaya, Rabu (20/9/2017) malam.
[Baca_Jug
Dia mengaku sangat kecewa apabila polisi menghentikan kasus dugaan pencemaran nama baik yang dilaporkan Aris. Pasalnya, politisi Partai Hanura itu sudah bersedia memberikan keterangan selama hampir enam jam.
Seperti diketahui, Miryam dijemput penyidik Polri dari rumah tahanan KPK agar menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, petang tadi.
"Pokoknya saya minta ke Polda untuk tidak hanya berhenti di sini saya sebagai saksi, kenapa? Karena saya dipanggil malam-malam, terus kasusnya berhenti, ya saya kecewa kasusnya berhenti begitu saja," imbuhnya.
Dalam pemeriksaan ini, Miryam mengaku dicecar penyidik Polri soal rekaman video pemeriksaan dirinya yang diputar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kemayoran, Jakarta, Senin (14/8/2017). Namun, Miryam menolak menjelaskan secara detil soal materi pemeriksaan tersebut.
"Mengenai transkrip rekaman di persidangan. Nanti lawyer saja yang cerita, nanti teman-teman tanyakan saja ke penyidik," tandasnya.
Baca Juga: Selain Miryam, Aris Budiman Juga Diperiksa Polisi Malam-malam
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis