Suara.com - Bagaimana awal polisi menyimpulkan Agus sebagai tersangka pembunuh Murtiyaningsih (30)?
Wakil Kepala Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Polisi Adex Yudiswan mengatakan polisi mengantongi bukti kuat.
"Alat buktinya ada kunci, beliau masuk ke dalam, HP yang diambil, kemudian ada asbak yang kita angkat sidik jari dan kita cocokkan. Ada bercak darah. Di bajunya juga ada darah. Ada saksi yang lihat sebelum kejadian pelaku ada di TKP," kata Adex di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jumat (22/9/2017).
Murtiyaningsih dibunuh di kamar kos nomor 309, Laguna Residence, Jalan Sosial, Wijaya Kusuma, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Kamis (22/9/2017).
Selain itu, pada tubuh pelaku juga didapatkan luka bekas perlawanan Murtiyaningsih, di antaranya cakaran dan gigitan.
"Dia nggak bisa mengelak karena di kuku korban ada daging pelaku," katanya.
Sebelum membunuh, Agus mengaku berkencan dengan Murtiyaningsih setelah kenalan lewat aplikasi Wechat.
Murtiyaningsih, katanya, mematok harga Rp500ribu untuk pembayaran sekali kencan. Tetapi yang diberikan Agus hanya Rp150 ribu. Masalah harga ini yang menjadi asal muasal pembunuhan itu terjadi.
"Korban bilang, elu kurang bayar nih. Harusnya elu bayar 500 kenapa elu bayar 150. Kalau nggak gue teriak nih. Gue panggil preman. Karena kalap terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Adex menirukan Agus.
Panik dengan ancaman Murtiyaningsih, Agus membunuh Murtiyaningsih dengan cara memukul dengan asbak dan mencekiknya. Tidak hanya membunuh, Agus juga mengambil telepon genggam jenis Iphone 7, Xiaomi 3, dan sejumlah uang mata asing milik korban.
Pelaku, kata Adex, kemudian menghantamkan asbak ke kepala korban. Tidak sampai situ, korban dicekik hingga tewas kehabisan nafas.
"Pelaku memukul menggunakan asbak dan sementara hasil visum korban meninggal karena saluran nafasnya tertutup," tuturnya.
Agus kemudian dapat ditangkap, tidak sampai satu hari, kasus terungkap. Polisi melumpuhkannya dengan menembakkan timah panas ke kaki kanan.
Berita Terkait
-
Teka-teki Mayat Perempuan di Tesla, Diduga Kuat Pacar D4vd karena Tato di Jari Telunjuk
-
Penampakan 15 Tersangka Kasus Pembunuhan Kepala Cabang BRI
-
Timeline Lengkap Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN: Direncanakan 2 Bulan, Berakhir Gagal Total
-
Motif Remaja 16 Tahun Habisi Nyawa Mahasiswi di Ciracas Terungkap, Sempat Kelabui Teman Korban
-
Mabes TNI Ungkap Motif Kopda FH di Balik Kasus Penculikan Kacab Bank BUMN
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Sebut Produksi Jagung Melesat, Titiek Soeharto Ungkap Andil Polri soal Swasembada Pangan
-
Mardiono Ungkap Kericuhan di Muktamar X PPP Akibatkan Korban Luka yang Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP
-
Bukan Kader, tapi Provokator? PPP Curiga Ada Penyusup yang Tunggangi Kericuhan Muktamar X
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok
-
Prabowo Akui Keracunan MBG Masalah Besar, Minta Tak Dipolitisasi
-
Di Panggung Muktamar, Mardiono Minta Maaf dan Akui Gagal Bawa PPP Lolos ke Parlemen