Suara.com - Presiden Joko Widodo meminta kepada semua kepala daerah agar mengelola anggaran daerah, APBD secara baik dengan skala prioritas yang terukur. Sebab selama ini kepala derah mengelola APBD dengan cara-cara lama.
"Saya ingin mengingatkan kepada kita semua bahwa politik anggaran itu perlu. Tetapi pengelolaan APBD jangan lagi memakai pola lama," kata Jokowi dalam memberi Pengarahan Kepada seluruh Gubernur, Wali Kota dan Bupati di Istana Negara, Selasa (24/10/2017).
Menurutnya hampir semua kepala daerah mengelola APBD dengan pola lama. Dia mencontohkan, misalnya anggaran daerah sebesar Rp1 triliun, kepala daerahnya langsung membagi ke Dinas-dinas. Kemudian tahun berikutnya naik 10 persen menjadi Rp1,1 triliun, kenaikan Rp100 juta itu dibagi lagi ke Dinas Dinas.
"Dan yang ngedrive itu lebih banyak di Kadis Keuangan, sekarang namanya Badan Keuangan Daerah dan Bappeda-nya. Harusnya yang menentukan itu kepala daerah, misalnya saya ingin infrastruktur dua tahun rampung. Oleh Sebab itu saya minta 60 persen anggaran di sini. Dengan begitu barangnya akan kelihatan kalau Bapak/Ibu berani menentukan begitu, tugasnya pemimpin di daerah seperti itu," ujar dia.
"Misal mau menganggarkan ada 10 pasar, minta saja, saya minta pasar ini selesai dua tahun, ya sudah anggarkan ke situ. Pasti barangnya akan jadi, akan rampung. Bapak/Ibu semuanya meninggalkan legacy yang baik, jangan diecer-ecer, tidak ada itu yang nama barangnya akan nongol, percaya saya," tambah dia.
Selanjutnya tugas kepala daerah itu adalah melobi DPRD agar menyetujui program-program yang dianggarkan tersebut. Namun kepala daerah juga harus bisa mengendalikan DPRD yang meminta 'jatah' dari proyek-proyek pemerintah daerah tersebut.
"Tugas pmimpinnya adalah bagaimana melobi agar DPRD setuju sesuai dengan kehendak kepala daerah. Sering kita ingin seperti itu, DPRD-nya, Komisi-nya diberi sekian miliar, Komisi ini diberi sekian miliar, kan jadi rebutan seperti ini, iya nggak? Benar nggak? Itu tugas saudara-saudara untuk mengendalikan. Kalau tidak bisa mengendalikan artinya Bapak/Ibu bapak, saudara-saudara nggak kuat, nggak strong. Saya yakin bisalah, asal niat kita baik," kata dia.
"Ini yang perlu saya ingatkan soal APBD, fokus dan konsen ke apa yang Bapak/Ibu inginkan".
Baca Juga: Tidak Semua Program Anies-Sandi Terakomodasi di RAPBD 2018
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut