Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa anggota DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus, Jakarta, Senin (16/5). [suara.com/Oke Atmaja]
Ketua Fraksi Nasional Demokrat DPRD Jakarta Bestari Barus menilai langkah pemerintahan Gubernur Anies Baswedan tak memperpanjang izin usaha Hotel Alexis dan Griya Pijat Alexis terburu-buru.
"Pada prinsipnya, tidak ada masalah mengenai penutupan satu tempat usaha. Hanya saja menyayangkan bahwa administrasinya rasanya tidak tepat. Terlalu terburu-buru, terlalu tergesa-gesa, sehingga suratnya pun bunyinya menurut saya kurang pas. Belum dapat diproses," ujar Bestari di gedung DPRD Jakarta, Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Bestari menilai pertimbangan-pertimbangan tak memberikan izin usaha yang tercantum dalam surat keputusan pemerintah masih bermakna menggantung (bias).
"Kalau seharusnya mau menutup tidak dapat diperpanjang lagi. Kalau belum diproses terkandung makna disitu suatu saat dapat diproses. Jadi jangan pakai bahasa yang menggantung seperti itu. Untuk menggunakan bahasa Indonesia yang dapat atau tidak lagi memberi keraguan. Harus pasti," kata dia.
Menurut Bestari pemerintah tidak transparan dalam menjelaskan alasan tak memperpanjang izin usaha Alexis.
"Saya menyayangkan ketika proses menuju ke terbitnya surat, ketika dianggap surat yang menyatakan penutupan prosesnya tidak transparan dan hanya berdasarkan dugaan-dugaan (ada prostitusi) saja. Dimana fungsi pembinaannya ternyata tidak ada. Bahkan pihak penyelenggara Alexis sendiri menyatakan bahwa sudah memberikan peringatan-peringatan dan sebagainya kepada seluruh karyawan maupun seluruh pengunjung," kata Bestari.
Bestari menilai pemerintahan Anies tidak memberikan solusi yang terbaik terkait masalah Alexis.
Bestari kemudian membandingkan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ketika masih menjadi gubernur.
"Pada masa Pak Ahok ada penggusuran dan sebagainya, si Pak Anies pak Sandi selalu mengatakan solusinya terlebih dahulu. Tapi hari ini ternyata Anies Baswedan belum mengikuti apa yang kemarin dia katakan tidak ada solusi terlebih dahulu. Ternyata sama," tutur Bestari.
"Jadi jangan kemudian, yang namanya satu kebijakan Pemprov DKI sekedar memuaskan sebagian golongan orang yang terkait dengan janji kampanyenya. Kan nggak bagus. Gubernur itu bukan gubernur kampanye, ataupun gubernur yang hanya memikirkan satu sisi. Tapi sisi lain kebutuhan orang akan pekerjaan, karyawan disitu itu juga perlu dipikirkan," Bestari menambahkan.
"Pada prinsipnya, tidak ada masalah mengenai penutupan satu tempat usaha. Hanya saja menyayangkan bahwa administrasinya rasanya tidak tepat. Terlalu terburu-buru, terlalu tergesa-gesa, sehingga suratnya pun bunyinya menurut saya kurang pas. Belum dapat diproses," ujar Bestari di gedung DPRD Jakarta, Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Bestari menilai pertimbangan-pertimbangan tak memberikan izin usaha yang tercantum dalam surat keputusan pemerintah masih bermakna menggantung (bias).
"Kalau seharusnya mau menutup tidak dapat diperpanjang lagi. Kalau belum diproses terkandung makna disitu suatu saat dapat diproses. Jadi jangan pakai bahasa yang menggantung seperti itu. Untuk menggunakan bahasa Indonesia yang dapat atau tidak lagi memberi keraguan. Harus pasti," kata dia.
Menurut Bestari pemerintah tidak transparan dalam menjelaskan alasan tak memperpanjang izin usaha Alexis.
"Saya menyayangkan ketika proses menuju ke terbitnya surat, ketika dianggap surat yang menyatakan penutupan prosesnya tidak transparan dan hanya berdasarkan dugaan-dugaan (ada prostitusi) saja. Dimana fungsi pembinaannya ternyata tidak ada. Bahkan pihak penyelenggara Alexis sendiri menyatakan bahwa sudah memberikan peringatan-peringatan dan sebagainya kepada seluruh karyawan maupun seluruh pengunjung," kata Bestari.
Bestari menilai pemerintahan Anies tidak memberikan solusi yang terbaik terkait masalah Alexis.
Bestari kemudian membandingkan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ketika masih menjadi gubernur.
"Pada masa Pak Ahok ada penggusuran dan sebagainya, si Pak Anies pak Sandi selalu mengatakan solusinya terlebih dahulu. Tapi hari ini ternyata Anies Baswedan belum mengikuti apa yang kemarin dia katakan tidak ada solusi terlebih dahulu. Ternyata sama," tutur Bestari.
"Jadi jangan kemudian, yang namanya satu kebijakan Pemprov DKI sekedar memuaskan sebagian golongan orang yang terkait dengan janji kampanyenya. Kan nggak bagus. Gubernur itu bukan gubernur kampanye, ataupun gubernur yang hanya memikirkan satu sisi. Tapi sisi lain kebutuhan orang akan pekerjaan, karyawan disitu itu juga perlu dipikirkan," Bestari menambahkan.
Komentar
Berita Terkait
-
Sindir PSI Gagal Lolos Parlemen, Nasdem: Kami Senang 'Eks Kader Kami Dipakai'
-
Ahmad Ali dan Bestari Barus Tinggalkan Nasdem, Begini Susunan Lengkap Pengurus DPP PSI
-
Murka! Bestari NasDem Ngaku Sakit Hati Ucapan Suswono: Dia Bukan Bos Partai Lain!
-
Profil Alex Tirta, Pemilik Hotel Alexis yang Dulu Ditutup Anies Baswedan
-
Menilik 'Menu Istimewa' Hotel Alexis, Surga Dunia yang Karam di Tangan Anies Baswedan
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Merasa Terlindungi, Barang Pemberian Kapolda Herry Heryawan Bikin Penyandang Tunarungu Ini Terharu
-
Kolaborasi Bareng DPRD DKI, Pramono Resmikan Taman Bugar Jakbar
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum