Suara.com - Dewan Islam-Kristen Palestina di Yerusalem menegaskan, daerah bersejarah itu adalah tanah air sekaligus ibu kota abadi mereka.
Bapa Manuel Mosallam, anggota dewan tersebut, mendesak seluruh faksi perjuangan harus bersatu dan menginisiasi pembentukan tentara nasional Palestina untuk mempertahankan Yerusalem.
"Deklarasi Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel sudah meruntuhkan upaya perdamaian. Kita harus bersiap menghadapi kemungkinan paling buruk," kata Bapa Manuel seperti dilansir Middle East Monitor, Selasa (26/12/2017).
Ia menilai, pembangunan dua negara merdeka (Israel dan Palestina) sudah tak lagi relevan dalam situasi kekinian.
Apalagi, kata dia, AS yang menjadi mediator dan menawarkan solusi dua negara itu sudah jelas-jelas memihak Israel.
"Rakyat Palestina tak lagi memercayai solusi yang diberikan dunia Barat. Rakyat kekinian hanya memercayai senjata, perlawanan, dan darah yang mengucur untuk kemerdekaan," tegasnya.
Karenanya, nasib seluruh wilayah dan rakyat Palestina harus dikembalikan kepada warga sendiri.
"Keputusan ada di tangan rakyat Palestina sendiri. Satu-satunya solusi adalah melakukan perlawanan dan pembangkangan sipil. Karenanya, kita perlu tentara nasional untuk mendukung perjuangan rakyat," ungkapnya.
Baca Juga: Barisan Jenderal Mau Ikut Pilkada, LIPI: Politik Lahan Menarik
Untuk diketahui, konflik Israel-Palestina kembali memanas setelah Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember 2017.
Deklarasi itu direspons oleh gelombang aksi protes warga Palestina, yang tak jarang berujung bentrokan berdarah dengan militer Israel.
PBB, Kamis (21/12) pekan lalu sudah mengeluarkan resolusi agar AS mencabut deklarasi itu dan tak memindahkan kantor kedutaan besar mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Namun, resolusi yang didukung 128 negara anggota PBB itu tampaknya tak dipedulikan oleh AS. Negeri 'Pakde Sam' itu justru berencana memotong dana bantuan untuk PBB sampai Rp3,8 triliun.
AS juga mengancam memotong maupun memberhentikan aliran dana bantuan kepada negara-negara yang menolak mendukung deklarasinya.
Berita Terkait
-
Dubes AS: Jangan Sebut Tepi Barat 'Wilayah Pendudukan' Israel
-
Arab Saudi Tak Beri Visa Pecatur Israel Ikuti Turnamen di Riyadh
-
Indonesia Kecam Rencana Guatemala Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem
-
Ahmadiyah Indonesia: Yerusalem Harus Jadi Ibu Kota Setiap Agama
-
Israel Bikin Undang-Undang agar Bisa Hukum Mati Warga Palestina
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum