Suara.com - Aji Pangestu nangis terus ketika dipertemukan lagi dengan tantenya, Fitria. Rupanya, bocah berusia tujuh tahun itu masih trauma. Dia sedih gara-gara dibentak-bentak Fitria terus selama sebulan terakhir.
Melihat Aji masih nangis, polisi meminta Fitria berjanji tak mengulangi perbuatan. Demi bocah yang masih butuh perlindungan.
"Dan selanjutnya Aji diserahkan kepada tantenya kembali,” kata Kepala Kepolisian Sektor Wonogiri Kota Ajun Komisaris Surono.
Kasus Aji menarik perhatian publik. Apalagi setelah Humas Polres Wonogiri merilisnya lewat media Polri. Sebelum ditemukan polisi pada Selasa (26/12/2017), sekitar jam 11.00 WIB, dia kabur dari rumah Fitria tiga hari sebelumnya. Aji tak tahan dengan kelakuan tantenya.
“Saat ditemukan, ia tidak memberikan jawaban yang pasti, ia hanya menjawab bahwa punya paman di sekitar Wonokarto,” katanya.
Anggota polisi penasaran. Petugas menuju ke Dusun Timang, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri, untuk mencari tahu siapa orangtua Aji. Tapi gagal. Tak ada warga yang kehilangan anak.
Selasa sekitar pukul 14.00 WIB, Aji diantarkan anggota Polsek Wonogiri ke Dinas Sosial untuk mendapatkan perawatan.
Belakangan berhembus informasi dari warga Dusun Sambirejo RT 2, RW 13, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri, bernama Giyanto (33). Giyanto tak lain paman Aji.
Dari Giyanto terungkaplah kasusnya. Anak itu dititipkan oleh ayahnya, Budi Gunawan, kepada Fitria. Itu sebulan yang lalu. Aji sebenarnya tinggal di Dusun Banyak, RT 2, RW 2, Desa Manjung.
“Namun, saat berada di rumah tantenya, Aji kerap menerima perlakuan kasar dengan dibentak-bentak, karena takut Aji memutuskan untuk kabur,” katanya.
Dari info Giyanto, anggota Polsek Aiptu Sugiyanto mendatangi Fitria.
Peristiwa pada waktu pertemuan berlangsung mengharukan. Aji nangis karena takut.
Polisi meminta FItria tidak mengulangi perbuatan, membentak-bentak anak. Tindakan ini dapat membawa dampak negatif pada psikologi Aji.
Tag
Berita Terkait
-
Neraka Itu di Kediaman Sendiri, Mengapa Rumah Jadi Tempat Paling Berbahaya Bagi Anak di Jakarta?
-
Lebih dari 1000 Anak di Jakarta Jadi Korban Kekerasan, Pramono Anung: 56 Persen Terjadi di Rumah
-
Angka Kekerasan Anak Tak Kunjung Turun, Menteri PPPA Soroti Minimnya Komunikasi di Keluarga
-
Darurat Bullying Nasional: Mengapa Ekosistem Kekerasan Anak Terus Tumbuh?
-
Kemenag Bentuk Satgas Tangani Kekerasan, Perkuat Komitmen Wujudkan Pesantren Ramah Anak
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf