Suara.com - Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayawijaya, Papua dirusak salah satu pendukung calon bupati dan wakil bupati. Kejadian itu, Selasa (9/1/2018).
Amukan massa menyebabkan 7 mobil dan 2 motor ringsek. Sebanyak 3 orang menjadi korban luka terkena panah dan lemparan batu.
Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Pieter Reba mengatakan demonstrasi itu sudah berlangsung sejak, Senin (8/1/2018). Polisi membubarkan paksa mereka karena anarkis.
"Tadi kami tidak tegas, bubarkan massa, dan menjamin salah satu kandidat untuk langsung melakukan pendaftaran di kantor KPU hingga selesai," katanya.
Massa yang menduduki halaman Kantor KPU Jayawijaya merupakan simpatisan dari salah satu pasangan calon kepala daerah yang tidak mendapat dukungan partai. Akibat tidak mendapat dukungan partai, massa pendukung atau simpatisan dari calon tersebut mengintimidasi calon lain yang hendak mendaftar sebagai peserta pemilu 2018.
"Calon lain yang tidak memenuhi syarat ini melakukan aksi intimidasi, melarang calon lain untuk tidak boleh mendaftar, akhirnya terjadi benturan antara massa pendukung dan terjadilah pengrusakan terhadap kantor KPU, pengursakan mobil-mobil kita, mobil kandidat, menganiaya salah satu anggota KPU," katanya.
Polisi sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kerusakan-kerusakan pasca amukan massa tersebut, dan polisi akan memanggil koordinator demonstrasi.
"Ini sudah termasuk pelanggaran-pelanggaran kriminal yang perlu kita tidak tegas. Jadi kami lakukan pemeriksaan dahulu tentang kerusakan-kerusakan. Dan itu ada pasal-pasal yang akan menjerat mereka, baik UU KPU dan UU hukum pidana, termasuk perlakuan terhadap anggota Brimob yang menjadi korban terkena lemparan, itu termasuk penganiyaan," katanya.
Yan Pieter mengatakan telah membangun koordinasi dengan Polda Papua untuk menambah personel pengamanan di Jayawijaya.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Hanya Didukung 4 Partai di Pilkada Jawa Tengah
"Mungkin besok atau lusa sudah naik untuk antisipasi kondisi ini. Satu kompi, sekitar 90 sekian orang," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
Terkini
-
Sempat Sakit, Adik Jusuf Kalla Diperiksa Kasus Korupsi PLTU Rp1,35 Triliun Hari Ini!
-
Satpol PP Akan Bongkar 179 Bangunan Liar di Sepanjang Akses Tol Karawang Barat
-
Viral Todongkan Sajam di Tambora, Penjambret Diringkus Polisi Saat Tertidur Pulas
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan