Suara.com - Seorang bayi berusia delapan bulan diperkosa di New Delhi telah menderita luka dalam. Hal ini disampaikan seorang aktivis hak asasi manusia yang melancarkan demonstrasi 30 hari untuk menuntut hukuman mati bagi pelaku pemerkosa anak.
Swati Maliwal, yang memimpin Komisi Wanita Delhi, mengunjungi sang bayi di rumah sakit setelah serangan tersebut dan telah mendesak dilakukan perubahan dalam undang-undang untuk mencegah serangan semacam itu terjadi lagi.
Laporan media setempat mengatakan, korban harus dilengkapi dengan tas kolostomi setelah serangan tersebut. Serangan terjadi saat ibunya sedang di tempat kerja.
"Dia telah mengalami rasa sakit yang luar biasa, organ dalamnya telah rusak, akan membutuhkan waktu lama untuk sembuh," kata Maliwal kepada AFP dikutip AsiaOne.
"Dia sangat kecil, sangat mengerikan apa yang dia alami."
Pengadilan Tinggi India mengirim dua dokter untuk memeriksa kondisi korban pada hari Rabu setelah seorang pengacara mengajukan petisi demi kepentingan umum yang meminta untuk campur tangan dalam kasusnya.
Maliwal mengumumkan, sebuah demonstrasi selama sebulan untuk mendesak undang-undang yang lebih ketat di India, karena dinilai memiliki tingkat kekerasan seksual tertinggi di dunia terhadap anak-anak.
"Orang-orang muak dengan sistem, mereka merasa tidak ada harapan, mereka tidak tahu bagaimana mengungkapkan kemarahan mereka lagi," katanya.
"Saya akan bekerja siang dan malam untuk memastikan lingkungan yang lebih aman bagi perempuan dan memaksa pemerintah untuk mendengarkan tuntutan hukuman mati setidaknya untuk semua pemerkosa anak-anak," dia menegaskan.
Baca Juga: Jutaan Rumah di India Dibiarkan Kosong, Kenapa?
Polisi yang menyelidiki serangan terakhir mengatakan bahwa mereka telah menetapkan sepupu bayi tersebut yang berusia 27 tahun sebagai pelaku dan hal ini sudah diakui tersangka sendiri.
Namun, Maliwal mengatakan penundaan dalam menyampaikan keadilan merupakan alasan utama mengapa tingginya tingkat kekerasan seksual terhadap perempuan.
"Faktanya adalah bayi berusia delapan bulan telah diperkosa. Dokter telah memberikan kesaksian itu," katanya.
"Tidak ada cara lain untuk menciptakan pencegahan di masyarakat karena saat ini tidak ada rasa takut akan hukum."
Orangtua korban, pekerja upah harian miskin, juga telah meminta hukuman mati. Di bawah hukum India hukuman maksimum untuk pemerkosaan adalah penjara seumur hidup.
Menurut data pemerintah, India memiliki catatan mengerikan tentang kejahatan seksual terhadap perempuan, dengan hampir 39.000 kasus perkosaan dilaporkan pada tahun 2016.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Maruf Amin Ajukan Pengunduran Diri dari Jabatannya di MUI, Ada Apa?
-
Terdampak Bencana, Sekitar 20 Ribu Calon Jemaah Haji Asal Sumatra Terancam Gagal Berangkat?
-
Dapat Ancaman Bom, 10 Sekolah di Depok Disisir Gegana dan Jibom
-
ICW-KontraS Laporkan Dugaan 43 Polisi Lakukan Pemerasan ke KPK
-
Kapolri Minta Pengemudi Bus Tak Paksakan Diri Saat Mudik Nataru
-
Drama 2 Jam di Sawah Bekasi: Damkar Duel Sengit Lawan Buaya Lepas, Tali Sampai Putus
-
ICW Tuding KPK Lamban, 2 Laporan Korupsi Kakap Mengendap Tanpa Kabar
-
Berlangsung Alot, Rapat Paripurna DPRD DKI Sahkan Empat Raperda
-
Anti-Macet Horor! Ini 7 Taktik Jitu Biar Liburan Nataru 2025 Kamu Gak Habis di Jalan
-
Mensos Usulkan Kenaikan Dana Jaminan Hidup Korban Bencana, Rp 10 Ribu per Hari Dinilai Tak Relevan