Suara.com - Massa pendukung dan penentang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berdemo di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Senin( 26/2/2018). Di sana, ada persidangan penijauan kembali kasus penodaan agama yang menjerat Ahok.
Massa anti Ahok yang berdemo berasal dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) dan Persaudaraan Alumni 212 dan Front Pembela Islam (FPI) dengan memakai satu mobil komando.
Mereka adalah mantan pendemo Ahok di era Pemilihan Kepala Deerah DKI Jakarta 2017 lalu. Saat itu, mereka meminta Ahok di penjara karena dituduh menistakan agama.
"Kami tak ingin Ahok bebas. Dia harus selesaikan masa hukuman. Kita harus kawal sidang ini sampai kapan pun," kata orotor yang berdiri dan teriak di atas mobil komando.
Sedangkan massa pro Ahok, berasal dari kelompok Basuki Tjahja Purnama (Baja). Mereka memakai baju motif kotak-kotak merah yang pernah jadi ciri khas Ahok dan Djarot Saiful Hidayat saat bertanding di Pilkada 2017. Saat itu mereka melawan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Para pendukung Ahok membawa sejumlah spanduk yang bertuliskan 'Justice For All' dan 'Bebaskan Ahok'.
"Kami ingin Ahok bebas. Kami tetap bersama pak Ahok. Ahok tidak boleh sendiri. Kami tak bawa organisasi apapun. Kami ini masyarakat Jakarta. Cinta dengan Ahok," ujar orator di atas mobil komando.
Baca Juga: Jelang Sidang PK Basuki, Ini Isi Hati "Ahoklovers"
Pantauan suara.com, massa yang berada di PN Jakarta Utara, nampak dipisahkan kedua ya oleh anggota kepolisian dengan berjarak sekitar 20 meter.
Penjagaan aparat kepolisian cukup ketat mengawal sidang di PN Jakarta Utara.
Berita Terkait
-
Ruang Koesoemah Atmadja, Saksi Bisu Penodaan Agama dan Cinta Ahok
-
GNPF Mau Demo di PN Jakut, Polisi Siap Amankan Sidang PK Ahok
-
Sidang PK Ahok Mau Didemo, Ini Rekayasa Lalu Lintasnya
-
Sidang PK Perdana Digelar Hari Ini, Ahok Meretas Jalan Pulang
-
PA 212 Resah: Kalau PK Ahok Diterima, Dia Bisa Jadi Wapres
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
DPR Tunggu Hasil Komisi Reformasi, Substansi RUU Polri Belum Final
-
SPI: Tanpa Reforma Agraria, Program Prabowo Bisa Jadi 'Beban Negara'
-
Game Changer! DPR 'Ketok Palu' Bentuk Pansus Khusus Selesaikan Konflik Agraria
-
Usut Korupsi Chromebook, Kejagung Periksa Menpan RB Azwar Anas
-
DPR Bahas Revisi UU BUMN, Dasco Ungkap Wacana Kementerian BUMN Jadi Badan
-
Tak Terima Hendak Ditinggal, Suami di Kebon Jeruk Jerat Leher Istri Pakai Tali Tas Hingga Tewas
-
Perhatikan Pemilihan Bahan Sampai Makanan Siap Disantap, Ini Tips Cegah Kasus di Program MBG
-
Perkuat Akses Keuangan Daerah yang Inklusif, Kemendagri dan OJK Bersinergi
-
Sidang Patok Tambang Memanas: Tanggal BAP 'Ajaib', Saksi Kebingungan Dikejar OC Kaligis!
-
Buntut Anggaran Tangsel Dikuliti Leony, Harga Jam Tangan Wali Kota Benyamin Davnie jadi Sorotan