Suara.com - Mantan Ketua Umum Partai Golkar yang saat ini menjadi terdakwa kasus korupsi Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP), Setya Novanto 'menyentil' partai utama pengusung Presiden Joko Widodo, yakni PDI Perjuangan. Novanto tak disangka, menyebut 'putri mahkota' Partai Berlambang Banteng, Puan Maharani ikut menerima aliran dana E-KTP.
Tak cukup hanya Puan, yang saat ini duduk sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Novanto juga sebut nama Sekretaris Kabinet, Pramono Anung dalam kasus yang sama. Kedua politikus PDIP, katanya masing-masing menerima 500 Ribu USD.
Apakah "nyanyian" Novanto ini akan mempengaruhi dukungan Golkar dan partai lain kepada Jokowi di Pilpres 2019?
Plt Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, Zainudin Amali menjawab, tidak! Menurutnya, komitmen semua partai pendukung Jokowi dilandasi kepentingan yang sama, yakni sama-sama memiliki misi kebangsaan. Bagi dia, "nyanyian" Novanto cuma dinamika yang biasa terjadi di dunia politik.
"Politik itu sangat dinamis dan masing-masing partai politik ada posisi yang ingin di capai, nah yang mengikat kita itu soal platform dan misi kebangsaan kita sama dan tidak terpengaruh oleh siapa-siapa dan dinamikanya itu biasa. Tapi kalau platformnya berbeda, misi kebangsaan berbeda, itu sangat rawan," kata Zainudin di Jakarta, Jumat (23/3/2018).
Ketua Komisi II DPR itu, memastikan dukungan Golkar kepada Jokowi tak akan berkurang sedikitpun. Apalagi, Golkar merupakan partai politik yang pertama kali deklarasi mengusung Jokowi di Pilpres 2019.
Keputusan Golkar jagokan Jokowi di Pilpres 2019 adalah keputusan yang diambil secara institusional yang tak mudah dirubah.
"Sejarah mengatakan orang yang pertama menyatakan mendukung Jokowi itu Golkar di Mei 2016 pada saat Munaslub di Bali. Kemudian ditekankan kembali di Rampimnas saat Ketua Umum Setya Novanto," ujar Zainudin.
"Jadi keputusan institusional sangat sulit dirubah kondisi konstitusional. Kalau pun harus dirubah, itu harus merubah hasil putusan (Rapimnas, dan Munaslub)," tambah Zainudin.
Zainudin menggaransikan, koalisi partai pendukung Jokowi yang telah terbangun, tidak akan tercerai berai hanya gara-gara "nyanyian" Novanto yang samasekali tidak mengenakkan bagi PDIP.
Ia berkeyakinan, Pada Pilpres 2019 mendatang, penantang Jokowi tak akan lebih dari satu pasangan calon. Jadi besar kemungkinannya, Pilpres 2019 hanya satu putaran.
"Oh iya, kita tetap solid, karena hasil survie Pak Jokowi ini masih unggul. Saya pernah mengatakan tidak akan lebih dari dua pasangan di Pilpres 2019, itu saya mempuyai keyakinan, karena kelompok yang ada di DPR tidak akan jauh dengan apa yang akan ada di Pilpres 2019," kata Zainudin.
Tag
Berita Terkait
-
Koalisi Sipil Sebut Usulan Pahlawan Upaya Cuci Dosa Soeharto: Cuma Orang Gila Maafkan Diri Sendiri
-
Sebut Usulan Gelar Pahlawan Absurd, Koalisi Sipil: Soeharto Simbol Kebengisan Rezim Orba
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
-
Pembebasan Bersyarat Setya Novanto Digugat! Cacat Hukum? Ini Kata Penggugat
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
Terkini
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta
-
Rp500 T Subsidi Bansos Meleset, Gus Ipul Akui Hampir Separuh Penerima Bantuan Salah Sasaran