Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berprinsip akan mengawal proses hukum di kepolisian dalam kasus kekerasan terhadap bocah benama Calista (15 bulan). Calista adalah bocah yang menjadi korban kekerasan ibu kandungnya sendiri dan berasal dari Karawang, Jawa Barat.
Ketua KPAI Susanto mengatakan sangat menyesalkan kejadian ini dan jika memang sampai sejauh ini pihaknya tidak bisa mengintervensi kasus tersebut.
"Kejadian ini membuat kita semua merasa pilu. Kita tidak bisa mengintervensi. Kita menghormati proses hukum yang sedang berjalan, apa data dan faktanya ini lah yang harus kami perhatikan," ungkap Susanto di kantor KPAI, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (26/3/2018).
Diketahui, Calista mengalami kekerasan beruntun yang dilakukan Sinta (27) ibu kandungnya sendiri. Hingga akhirnya Calista meninggal dunia pada hari minggu (25/3/2018) usai dirawat secara intensif selama kurang lebih 16 hari di ruang PICU, RSUD Karawang, Jawa Barat.
Ia mengatakan jika kejadian ini masih ditelaah lebih jauh oleh pihak kepolisian setempat. Jika memang ternyata pelaku terbukti memiliki gangguan psikologis, maka itu yang menjadi pemicu polisi untuk mempertimbangkan proses hukumnya.
"Proses hukum bukan satu-satunya sebagai pintu masuk untuk mencegah kekerasan terhadap anak. Kasus ini harus menjadi ikhtiar beras KPAI untuk memaksimalkan perlindungan anak terhadap lingkungannya," ujarnya.
Berita Terkait
-
Ibu dan 2 Anak Tewas di Bandung, KPAI: Peringatan Serius Rapuhnya Perlindungan Keluarga
-
KPAI Sebut Kasus Tewasnya Ibu dan 2 Anak di Bandung Berkategori Filisida Maternal, Apa Itu?
-
KPAI Ungkap 'Filisida Maternal' di Balik Tragedi Ibu Racuni 2 Anak, Desak Polisi Usut Wasiat Pilu
-
Jakarta Darurat Perundungan? Rano Karno Soroti Data Kekerasan Anak
-
Komnas HAM hingga LPSK Desak Polisi Bebaskan Ribuan Pendemo: Hentikan Represi, Hormati HAM!
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Bukan Septic Tank! Ternyata Ini Sumber Ledakan di Pamulang yang Rusak 20 Rumah
-
Nama PBNU Terseret Kasus Haji, KPK Buka Suara: Benarkah Hanya Incar Orangnya, Bukan Organisasinya?
-
Rentetan Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis, DPD Minta BGN Kurangi Jumlah Penerima MBG
-
Asmara Berujung Maut di Cilincing: Pemuda Tewas Dihabisi Rekan Sendiri, Kamar Kos Banjir Darah!
-
Video Gibran Tak Suka Baca Buku Viral Lagi, Netizen Bandingkan dengan Bung Hatta
-
KPK Ungkap Kasus Korupsi Kuota Haji, Libatkan Hampir 400 Biro Perjalanan
-
Nabire Diguncang Gempa Berkali-kali, Jaringan Internet Langsung Alami Gangguan
-
KPK Sita Uang Hingga Mobil dan Tanah dari Dirut BPR Jepara Artha dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Terungkap! Modus Oknum Kemenag Peras Ustaz Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji
-
PWNU DKI Ingatkan soal Transformasi PAM Jaya: Jangan Sampai Air Bersih Jadi Barang Dagangan