Suara.com - Peneliti senior dari Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mempertanyakan, sikap Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang terkesan agak lambat menentukan sikap, apakah dia akan maju sebagai Calon Presiden atau tidak pada Pilpres 2019.
"Biasanya kalau Pak Prabowo maju itu biasanya, dua kali maju itu tidak perlu rally panjang. Kan yang sudah-sudah rallynya tidak panjang," kata Zuhro kepada Suara.com, Jumat (30/3/2018).
Zuhro menerangkan, saat menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Pilpres 2009, Prabowo tak perlu menunggu waktu lama untuk ambil keputusan.
Demikian pula saat dia maju sebagai Calon Presiden Pilpres 2014 dengan Hatta Rajasa. Kata Zuhro, Prabowo juga tidak menunggu waktu begitu lama.
"Partai-partai pendukung juga jelas waktu itu, siapa yang mendukung Pak Prabowo, siapa mendukung Pak Joko Widodo, bahkan banyak yang mendukung Prabowo waktu itu," ujar Zuhro.
Zuhro menduga, dengan sikap yang terkesan lamban ini, kemungkinan Prabowo tidak akan maju sebagai Calon Presiden lalu menjadi penentu keputusan politik (King Maker), atau dia masih ingin membaca peta yang ada.
"Sekarang rally nya itu agak panjang. Bisa dia maju, bisa juga dia jadi king maker saja," kata Zuhro.
"Saya lagi berfikir kenapa kok agak lama (Prabowo tentukan sikap), apa karena realitas politik yang memang jauh berbeda antara 2014 dan 2019," Zuhro menambahkan.
Zuhro sendiri melihat ada perbedaan antara Pilpres 2014 dengan Pilpres 2019 mendatang. Perbedaan itulah yang mungkin membuat Prabowo sulit mengambil keputusan.
"Nuansanya itu beda, partai-partai yang ikut Pemilu, lalu calon-calonnya muncul untuk 2019 pilihannya kok relatif banyak dibandingkan dengan 2014," kata Zuhro.
Berita Terkait
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Momen Prabowo Sambut Langsung kunjungan Raja Abdullah II di Istana
-
Dua Sahabat Satu Mobil Menuju Istana, Hormat Prabowo Bikin Senyum Raja Abdullah II
-
Sandiaga Uno Kini Ingin Fokus Bisnis: Peluang Saya Ada di Dunia Usaha!
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta