Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut sekolah menjadi perantara perdagangan siswanya untuk dipekerjakan ke luar negeri. Namun sekolah melakukan itu tanpa sadar.
Modus baru perdagangan manusia dan eksploitasi anak ini dilakukan melalui modus program magang siswa SMK ke luar negeri. Sekolah menjadi perantara untuk perusahaan-perusahaan yang merekrut tenaga kerja dengan upah minim.
Komisioner Bidang Pendidikan KPAI, Retno Listyarti mengatakan pihak sekolah hanya fokus pada citra sekolah karena bisa mengirimkan siswanya magang di luar negeri. Sekolah merasa bangga.
"Memiliki alumni yang pernah magang ke luar negeri menjadi kebanggaan bagi sekolah dan juga menjadi bahan untuk mempromosikan sekolahnya," jelasnya saat ditemui di kantor KPAI pusat, Selasa (4/3/2018)
Padahal para siswa magang itu menjadi korban perdagangan karena sekolah pun diiming-imingi kemudahan aturan pemberangkatan siswa magang oleh perusahaan-perusahaan.
"Karena ketidakketahuan, secara tidak sadar sekolah menjadi perantara dari kasus eksploitasi ini. Jadi, jangan mau diimingi-imingi dengan berbau luar negeri," tambahnya.
KPAI berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memberikan pemahaman ke sekolah agar tidak sembarang dalam memberangkatkan siswanya ke luar negeri.
"Agar guru atau kepala sekolah bisa mendapat edukasi dari Kemdikbud atau dinas-dinas pendidikan soal regulasi memberangkatkan siswa magang ke luar negeri sesuai dengan prosedur yang baik, menggunakan visa kerja atau memilih perusahaan yang menerima siswa magang dengan baik," tambahnya.
Baca Juga: Pengasuhan Anak Rendah, KPAI Desak Pemerintah Buka Konsultasi
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Nyesek! Disita KPK dari Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Haji, Uang Jemaah Tak Bisa Kembali?
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Solidaritas Komunitas Kripto, Salurkan Bantuan Logistik untuk Korban Banjir di Bali
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir