Suara.com - Raut muka Kiagus Fakhri Rasyid, (13) terlihat cemas. Bukan apa-apa, siswa kelas VIII SMP Negeri Unggulan 1 Muaraenim ini, terancam gagal bertolak ke Seoul Korea Selatan.
Belakangan diketahui, jika Fakhri, panggilan akrabnya, terpilih sebagai wakil Indonesia dalam ajang perlombaan matematika dunia bertajuk World Mathematic Invitational 2018.
Ironisnya, pemuda dengan segudang prestasi tersebut justru terbentur biaya dan kesempatannya untuk menunjukkan kepintarannya di ajang internasional terancam terkubur dalam-dalam.
Saat ditemui suara.com, orang tua Fakhri, Rini Yulinasari mengaku untuk bertolak ke negeri gingseng tersebut membutuhkan dana setidaknya Rp50 juta. Biaya tersebut digunakan untuk mendampingi Fakhri, mengingat ajang perlombaan matematika tingkat dunia tersebut, salah satu syaratannya wajib didampingi orang tua.
"Dananya cukup besar. Selama ini kami sekeluarga mendanai ongkos lewat swadaya sendiri," ujar Rini Yulinarsari, saat ditemui di sekolah Fakhri, Selasa (10/4/2018).
Fakhri mulai lomba Matematika sejak kelas 5 SD. Hingga kini terus mengikuti berbagai ajang perlombaan tingkat lokal, provinsi, hingga nasional. Karena melihat kemampuan putranya, dia selalu mensupport dengan cara swadaya.
Puluhan pelombaan telah berhasil diraihnya, namun setelah terpilih sebagai wakil negara dan diundang dalam kompetisi matematika dunia dirinya terbentur persoalan dana keberangkatan.
"Di dalam negeri saya masih bisa swadaya, namun di luar negeri saya tidak mampu. Tolong bantuannya karena ini membawa nama baik sekolah, daerah bahkan Indonesia di Korea Selatan," ujar Rini.
Fakhri sendiri bercerita tertarik dengan matematika, terutama nalaria sejak kecil hingga saat ini. Tak jarang dirinya kerap kali mengikuti kompetisi serupa untuk mengasah daya hitungnya.
Baca Juga: Di Luar Predikat Negatif, Ahmad Dhani Tetap Musisi Jenius
Bahkan, pada 15 April mendatang, Kompetisi Matematika Nalaria Realistik ke-13 di Jakarta, dan kebetulan dia masuk final dengan menyisihkan puluhan kontestan lain.
Tidak hanya sampai di situ. Pada 13-17 Juli mendatang, jika ada biaya ia akan mewakili Indonesia mengikuti World Mathematics Invitational, sebuah ajang lomba matematika internasional bergengsi yang diadakan tiap tahun. Babak Preliminary WMI 2018 diadakan pada beberapa kota di provinsi-provinsi di lndonesia.
Di antaranya adalah di Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang untuk wilayah Sumatera Selatan, dan di Sekolah Nanyang bagi kawasan Jakarta pada tahun 2018. Babak Final WMI 2018 akan dilaksanakan di Kampus Universitas Yonsei Songdo, Seoul, Korea Selatan, pada 13-17 Juli.
"Khusus untuk kelas 8, ada sekitar 90 murid yang berhasil menembus ke Babak Final WMI 2018, dan 31 di antaranya meraih medali emas, salah satunya dirinya dari SMP Negeri 1 Muaraenim," ujar remaja kelahiran Palembang, 24 September 2004 ini.
Anak pasangan M Tarmizi dan Rini Yulinarsari ini pun tak malu saat ditanyai mengenai cita-citanya. Meski sempat bermimpi meraih cita-cita sebagai Gubernur Bank Indonesia di masa mendatang.
Namun ana kedua dari tiga bersaudara ini lebih berminat dan penasaran ingin menyelesaikan hukum medan terpadu yang sebelumnya dikerjakan oleh ilmuwan legendaris dunia, Albert Einstein. (Andhiko Tungga Alam)
Berita Terkait
-
Diam-diam Pasukan Robot Pembunuh Dibangun di Universitas Korsel
-
Perempuan Pertama yang Jadi Presiden Korsel Dihukum Bui 24 Tahun
-
Pakar HI: Perdamaian Korut dan Korsel Butuh Proses Panjang
-
Bersejarah, Donald Trump Mau Bertemu Kim Jong Un pada Mei 2018
-
Polisi Kejar Pentolan Muslim Cyber Army di Korea Selatan
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda