Suara.com - Satu pesawat militer jatuh di dekat ibu kota negara Aljazair, Aljir, Rabu (11/4/2018). Akibatnya, lebih dari 250 orang tewas.
Insiden itu menjadi kecelakaan udara terbesar yang pernah terjadi di Aljazair.
Siaran televisi yang dikutip Reuters menunjukkan, adanya kerumunan dan kendaraan-kendaraan darurat di sekitar asap dan api dari bangkai pesawat di dekat Bandar Udara Baufarik, yang terletak di sebelah barat daya Aljir.
Barisan kantung mayat berwarna putih terlihat di samping pesawat transportasi militer, yang disebut media merupakan bikinan Rusia, Ilyushin.
“Sebanyak 257 orang tercatat tewas, dan sebagian besar dari mereka adalah tentara. Sementara 10 korban lainnya adalah anggota keluarga tentara,” demikian pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Aljazair.
Sejumlah orang yang selamat, kekinian sudah dirawat di rumah sakit angkatan bersenjata.
Sementara anggota parlemen dari Partai FLN, yang berkuasa di Aljazair, mengatakan kepada stasiun televisi swasta Ennahar bahwa 26 orang anggota Polisario, juga tewas.
Polisario adalah kelompok gerilyawan bersenjata yang ingin memerdekakan diri di Sahara Barat. Kawasan itu juga diklaim Maroko dalam persengketaan wilayah yang telah berlangsung sejak lama.
Pesawat militer nahas itu tengah terbang menuju Tindouf, sebuah wilayah Aljazair yang berbatasan langsung dengan Sahara Barat. Namun, pesawat tersebut jatuh saat masih berada dalam perimeter bandara.
Baca Juga: Facebook di Ambang Pemblokiran oleh Kominfo
Salah satu media online lokal, Algerie24, termasuk yang merilis pemberitaan mengenai tragedi ini sejak awal, serta terus meng-update perkembangannya, termasuk via akun medsos mereka.
Tindouf kekinian menjadi tempat penampungan bagi ribuan pengungsi akibat konflik wilayah di Sahara Barat. Sebagian besar di antara mereka adalah pendukung Polisario.
Upaya PBB untuk menggelar perundingan perdamaian antara Polisario dan Maroko yang telah berperang sejak 1975, saat pemerintah kolonial Spanyol mengundurkan diri, sejauh ini hanya menemui kegagalan.
Maroko mengklaim wilayah tersebut. Sementara Polisario mendirikan negara bernama Republik Demokratik Sahrawi Arab di tempat yang sama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional