Suara.com - Partai Amanat Nasional (PAN) menganggap elektabilitas Presiden Joko Widodo yang terus melejit adalah wajar, karena Jokowi - demikian Presiden akbrab disapa - adalah calon petahana.
"Kalau petahana elektabilitas tinggi wajar karena tingkat popularitasnya petahana itu kan biasanya di atas 90 persen. Sedangkan lawan petahana kurang dari 80 persen," kata Wakil Ketua Umum DPP PAN, Viva Yoga Mauladi di DPR, Jakarta, Senin (24/4 /2018).
Pernyataan Viva menanggapi hasil survei litbang Kompas terbaru yang menunjukkan elektabilitas Jokowi meningkat dari 46,3 persen menjadi 55,9 persen. Sedangkan elektabilitas lawan terkuatnya, Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto menurun dari 18,2 persen menjadi 14,1 persen.
Menurut Viva, tingkat popularitas selalu beriringan dengan tingkat elektabilitas. Namun, yang harus diperhatikan, setiap lembaga survei memiliki hasil yang berbeda-beda dalam melakukan polling tingkat elektabilitas.
"Jangan salah masing-masing, lembaga survei itu punya hasil berbeda. Menurut kami, PAN, survei itu penting sebagai ukuran kuantitatif. PAN juga punya survei internal dan itu menunjukkan hasil lembaga survei dinamis," ujar Viva.
Viva mengatakan, untuk melakukan perubahan pada pilihan masyarakat, dapat ukur melalui hasil survei yang akurat dan valid.
"Perubahan di masyarakat itu bisa dilakukan berdasarkan survei," kata Viva.
Berita Terkait
-
Roy Suryo Sindir Keras Acara UGM yang Dihadiri Menteri Sepi Peminat: Ini Karma Bela Ijazah Jokowi!
-
Jokowi Ngotot Prabowo-Gibran 2 Periode, Manuver Politik atau Upaya Selamatkan Ijazah Gibran?
-
PPP 'Main Cantik': Tegas Dukung Pemerintahan Prabowo, tapi Ogah Didikte Jokowi soal Pilpres 2029
-
Dipuji Brand Baru, Aksi Jokowi Tiru Gaya Prabowo Gebrak Podium PBB Malah Banjir Cibiran: Penjilat!
-
Gibran Disebut Cawapres Prabowo Lagi di 2029, PSI: Pernyataan Jokowi Powerfull
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut
-
Roy Suryo Sindir Keras Acara UGM yang Dihadiri Menteri Sepi Peminat: Ini Karma Bela Ijazah Jokowi!
-
Dokter Tifa Bongkar Cuitan Akun Fufufafa Soal 'Lulusan SMP Pengen Mewah': Ndleming!
-
Mardiono Tinggalkan Arena Muktamar Usai Disoraki, Agus Suparmanto Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP