Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani menilai aksi terorisme yang terjadi di berbagai tempat di Indonesia dalam kurun waktu empat hari belakangan adalah bukti ketidaksiapan aparat keamanan. Terutama dalam mengantisipasi kejadian yang darurat.
"Berkali-kali selalu kami ingatkan ini, program kemendadakan, ketika angsa berwarna hitam, karena kita selalu berobsesi, berpikir bahwa angsa itu putih," kata Muzani di DPR, Jakarta, Rabu (16/5/2018).
Menurut Muzani, aparat keamanan seakan hanya mengantisipasi apa yang biasa terjadi. Namun, ketika peristiwa yang tak biasa terjadi di depan mata, semua menjadi gagap, bingung apa yang mesti dilakukan.
Padahal, lanjutnya, fasilitas untuk mengantisipasi dan menghadapi teror telah diberikan oleh negara. Demikian pula dengan anggaran yang dibutuhkan.
"Kita itu terbengong-bengong. Alat untuk mendeteksi kejadian yang bersifat mendadak itu sudah kita berikan. Apakah anggaran, apakah kerja sama, apakah koordinasi, termasuk UU yang sekarang ini berlaku," tutur Muzani.
Muzani pun menekankan, perangkat hukum yang dibutuhkan, seperti UU Terorisme dan UU Badan Intelijen Negara, sudah dipersiapkan. Tinggal dilaksanakan.
"Tetapi sekali lagi kita tidak siap dengan ini. Kejadian yang sangat memprihatinkan," kata Muzani.
"Tetapi di luar daripada itu, apapun itu, kita harus bersatu padu untuk memerangi persoalan ini, kita tidak bisa membiarkan negara kita jadi bulan-bulanan oleh kekuatan kelompok kecil orang yang merendahkan martabat kita yang pada akhirnya mengacau balaukan kekuatan-kekuatan kita, menggangu persatuan, persaudaraan, persahabatan kita, mengganggu suasana keagamaan kita," ujar Muzani menambahkan.
Berita Terkait
-
Manuver Projo Merapat ke Gerindra: Rocky Gerung Sebut 'Gempa Bumi Politik' dan Minta Media Bongkar
-
MKD Putuskan Saraswati Tetap Jadi Anggota DPR, Dasco Ungkap Alasannya
-
Budi Arie Mau Lamar Gerindra, Begini Kata Dasco
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Mau Perkuat Partai yang Dipimpin Prabowo, Budi Arie Bicara Soal Kapan Masuk Gerindra
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
-
Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi