Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai, Komisi Pemberantasan Korupsi hanya mencari sensasi saat melakukan operasi tangkap tangan di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/7) malam pekan lalu.
Menurutnya, KPK tidak memunyai kewenangan melakukan operasi intelijen. Selain itu, sistem pengawasan lapas juga di luar tanggung jawab lembaga antirasywah tersebut.
"Seharusnya yang melakukan itu tim Siber Pungli Polri. KPK itu sudah tidak punya pekerjaan, karena itu mereka melakukan operasi intelijen. Tak bolehlah lembaga penegak hukum itu melakukan operasi intelijen," kata Fahri di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senin (23/7/2018).
Fahri beranggapan, KPK hanya sekadar mencari sensasi, agar pasal-pasal pidana korupsi tidak jadi dimasukkan dalam Rancangan Undang-Undang KUHP.
"Itu yang saya dengar, sehingga presidennya (Joko Widodo) menjadi takut. Presidennya ditakut-takuti, tangkap sana, tangkap sini, yang bukan pekerjaan dia," ujarnya.
Fahri menambahkan, KPK mengkhawatirkan pasal-pasal pemberantasan korupsi masuk dalam RUU KUHP yang tengah dibahas oleh DPR dan pemerintah.
Karenanya, KPK kian sering menakut-nakuti partai politik dengan OTT.
"Ada partai yang ditakut-takuti dengan BLBI. Ada partai yang ditakut-takuti dengan kasus lama di KPK, penangkapan kepala daerah dan sebagainya. Ini semua kan intimidasi terhadap partai politik," kata Fahri.
Baca Juga: KRI Dewaruci, Pembawa Obor Asian Games 2018 Tiba di Makassar
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah
-
"Rampok Uang Negara" Berujung Pemecatan: Mantan Anggota DPRD Gorontalo Bakal Jadi Supir Truk Lagi