Suara.com - Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) bersama Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) meminta Pemerintah Indonesia memberikan kemerdekaan kepada Provinsi Papua Barat. Mereka berdemo di Depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/9/2018).
Selain itu mereka juga meminta diberikan kebebasan demokrasi dan aksen untuk jurnalis dan media di Papua Barat. Para pendemo menilai pemerintah Indonesia telah memanipulasi hasil dari Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada tahun 1969.
"Dari 809.227 orang Papua Barat, hanya 175 orang yang memberikan pendapat. Pepera tidak demokratis, dengan cara itu kekerasan Papua selalu ada sejak rezim Soeharto. Kita sama sekali tidak demokratis," Kata Surya Anta, juru bicara (FRI-WP) di lokasi.
Ia juga menyayangkan perlakuan kolonialisme yang dilakukan Indonesia terhadap Papua Barat serta PBB yang tidak melihat pelanggaran HAM yang terjadi di sana.
"Yang terjadi west Papua masuk (ke NKRI) adalah kita di jajah, dibunuh, dan disiksa. Katanya Indonesia bangsa bermartabat. Tapi kenapa bangsa yang bebas dari kolonial Belanda ini malah mengkoloniakisasi bangsa lain," Ujarnya sambil berorasi menggunakan pengeras suara.
Aksi demo ini sempat ricuh dan terjadi aksi saling dorong dengan kelompok masyarakat lain yang menolak adanya orasi semacam ini. Mereka yang menolak, mengatas namakan kelompoknya sebagai Relawan NKRI. Namun polisi dapat dengan sigap melerai aksi ricuh tersebut.
Berita Terkait
-
Ketika Jokowi Bergandeng Tangan dengan Ketua MUI di Zikir dan Doa
-
Ketahuan Polisi, Deklarasi Negara Federal Papua Barat Batal
-
Ada Surat Pengumuman Negara Federal Papua Barat, Ini Kata Polri
-
Kronologis Polisi Brimob Tewas dalam Kecelakaan di Nduga Papua
-
Truk Brimob Terbalik di Papua, 13 Luka, Satu Tewas
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
Terkini
-
Ribuan Siswa Keracunan, FKBI Nilai Program MNG Telah Langgar Hak Konsumen Anak
-
Negara Bobol Rp17 Triliun! Pemerintah Akui 45% Bansos PKH dan Sembako Dinikmati Orang Tak Berhak
-
Tewasnya Bocah 8 Tahun di Penjaringan Jakut Misterius, Polisi Ungkap Fakta Ibu Kos dan TKP Lantai 3
-
Anak-Anak Keracunan, Belatung Ditemukan, Mengapa Program MBG Tak Juga Dihentikan?
-
Meski Berakhir Damai, Danpuspom TNI Pastikan Penyidikan Prajurit Pemukul Ojol Terus Berjalan
-
Dipecat Sebagai Anggota DPRD Gorontolo, Wahyudin Moridu Siap Jadi Sopir Lagi
-
Kapolri Bentuk Tim Khusus 52 Jenderal untuk Reformasi Polri, Bongkar Pasang Besar-besaran Dimulai?
-
Khitanan Anak Kades di Bogor Bikin Geger! Mewahnya Kebangetan, Jalan Ditutup
-
Banyak Siswa Keracunan MBG, FKBI Menuntut Adanya Skema Ganti Rugi dan Pemulihan Korban
-
Kapolri Bentuk Tim Transformasi Reformasi Polri Libatkan Puluhan Jenderal, Berikut Daftarnya!