Suara.com - The End Child Prostitution and Trafficking (Ecpat) Indonesia melakukan kampanye Asian Games Ramah Anak dengan tema ‘Kids Aren’t Souvenir. Gagasan ini dilakukan untuk melindungi anak-anak dari Eksploitas Seksual pada pelaksanaan Asian Games 2018 yang akan berlangsung pada tanggal 18 agustus 2018 mendatang di Jakarta-Palembang.
Kampanye ini merupkan bagian dari kampanye Global yang tidak hanya dilakukan Ecpa Indonesia saja akan tetapi di lakukan Ecpat Jepnh dan dan Brazil pada saat pelaksaan World Cup 2014 lalu.
Koordinator Ecpat Muhammad Sofian pada keduan event besar tersebut ditemukan sejumlah anak-anak yang seolah anak menjadi souvenir.
“Anak-anak tersebut dibeli. Dieklpoitasi pada tamu-tamu olahraga. Tamu-tamu yang dalam hal ini sebenarnya ingin nonton tapi malah ingin membeli anak-anak. Anak-anak di jadikan sebagai objek,” ungkapnya dalam diskusi ‘Asian Games Ramah Anak’ di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018).
Ia menjelaskan jika anak-anak dari negara lain pun ada yang sengaja di bawa untuk dijual pada perhelatan dunia tersebut.
“Jadi pelaksanaan pelaksanaan event olahraga itu banyak pengaduan-pengaduan yang dilaporkan oleh masyarakat. Terkait dengan prilaku tidak senonoh dari penonton olahraga. Yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak. Atau mereka memang membawa anak anak dari tempat lain untuk dilakukan pelecehan,” terangnya.
Karena itu, Ecpat ingin mengingatkan bahwa event olahraga berkala Internasional yang akan berlangsung selama satu bulan dimulai ini agar terhindar dari pelaku kejahatan Seks anak.
Ecpat mengingatkan jika wisatawan yang datang tidak seluruhnya dari kalangan yang berlatar belakang baik. Karena karakter penonton yang datang tidak semua dari level kalangan atas.
“Malah yang datang kemarin itu dari level-level menengah ke bawah. Yang datang kemari tinggal selama satu, bahkan tidak jelas nginapnya di mana, bisa di hotel kecil hotel hotel besar atau hotel bintang atas. Tapi kebanyakan itu berdasarkan survei yang di lakukan pada negara Rusia dan Brazil itu mereka tiggal di hotel-hotel menengah ke bawah ya,” jelasnya.
Baca Juga: Asian Games 2018 : Kesamaan Bahasa Jadi Pemersatu Dua Korea
Artinya, lanjut dia, mereka bukan dari kalangan yang terdidik yang faham soal hukum. Bahkan mereka tidak faham hukum.
“Mereka punya catatan kriminal juga. Sebelumnya memang hobinya traveling dan melakukan perbuatan-perbuatan melanggar hukum. Karena itu kita harus menyiapkan ini jangan sampai event olahraga yang mulia ini dapat menyebabkan anak-anak indonesia itu menjadi korban ekploitasi anak,” terangnya.
Ia mengungkapkan, jangan nanti sampai ada pemberitaan seks anak selama penyelenggaraan Asian Games 2018 ini meningkat.
Berita Terkait
-
Asian Games 2018 : Kesamaan Bahasa Jadi Pemersatu Dua Korea
-
Tunggu Kabar Cedera Bagas Adi, Luis Milla Siapkan Pemain Lain
-
Pegang Alat Vital 3 Penari saat Pijat, PNS Honorer Disdik Dipecat
-
Baru Latihan 2 Minggu, Tim Korea Pede Bidik Emas Asian Games
-
Hari Kemerdekaan, Timnas Indonesia U-23 Janjikan Ini Lawan Laos
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh