Suara.com - Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Mahfud MD, menjadi pembicara dalam serial dialog kebangsaan di Jepang. Ia mengingatkan ancaman yang membayangi Indonesia, yaitu retaknya ikatan kebangsaan akibat politik identitas.
Pada kesempatan itu, politisi dan akademisi ini juga bicara tentang pentingnya menjaga Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI) serta mengkampanyekan pilpres ceria dan pemilu damai.
Dia khawatir, penggunaan simbol-simbol keagamaan mampu memancing perpecahan di antara bangsa Indonesia. Selain penggunaan identitas keagamaan, kelompok lain yang lebih ekstrem, disebutnya ingin mengganti sistem negara, mengganti apa yang telah disepakati, merombak kesepakatan sampai ke akar-akarnya.
"Muncul radikalisme yang meniadakan kekayaan perbedaan, padahal kemerdekaan itu sebetulnya didapat dari perbedaan, yaitu perbedaaan yang bersatu di negeri ini," katanya dalam "Dialog Kebangsaan Merawat Persatuan NKRI", di Tokodai Okayama Campus, Tokyo, Jepang, Jumat (7/12/2018).
Dia mengingatkan bahwa bahwa perbedaan adalah ciptaan Tuhan.
"Jangan mau diadu domba lewat hoaks misalnya, di media sosial," papar Mahfud.
Ia mengatakan, demokrasi dan integrasi adalah dua hal yang bertolak belakang, tetapi harus dijalankan dua-duanya.
"Demokrasi mengarah pada arti kebebasan, sedangkan integrasi mengarah pada hal untuk menyatukan," ujarnya.
Pilpres Ceria
Agenda di Jepang adalah salah satu kegiatan Mahfud sebagai pembicara dalam serial dialog di Negeri Matahari Terbit. Pada Sabtu 8 Desember, Mahfud kembali menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan bertajuk "2019 Pilpres Ceria Antihoax", di Kota Hamamatsu.
Dia menegaskan bahwa pemilu adalah salah satu wujud yang paling konkret dari implementasi demokrasi.
"Marilah kita laksanakan pemilu dengan sebaik-baiknya," katanya.
Saat ini, kata dia, Indonesia sudah mempunyai instrumen-instrumen hukum untuk jalannya Pemilu yang baik, yakni adanya KPU yang independen, Bawaslu/Panwaslu, DKPP, dan MK, yang semua mengawal Pemilu. Sebagai perbandingan, pada era Orde Baru, Pemilu didominasi oleh pemerintah yang berpusat di Departemen Dalam Negeri.
Acara di Jepang ini berlangsung meriah, dan dihadiri oleh mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang bekerja di Shizuoka. Dalam sesi tanya jawab, Mahfud banyak ditanya tentang persoalan hoaks yang menimbulkan kesan permusuhan dan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat menjelang Pemilu.
Berita Terkait
-
Polemik Perpol 10/2025 Dalam Hierarki Hukum RI, Siapa Lebih Kuat?
-
Reformasi Polri Tanpa Tenggat? KPRP Bentukan Presiden Akui Masih Meraba Masalah
-
Mahfud MD Bongkar Borok Polri: Masuk Akpol Pakai Jatah, Mau Jadi Brigjen Mesti Bayar?
-
Soroti Penangkapan Massal, Mahfud MD Minta Penahanan Ribuan Demonstran Dievaluasi
-
Mahfud MD Soroti Rekrutmen dan Promosi Polri, Ada Ketimpangan Kenaikan Pangkat
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti