Suara.com - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) membantah pernyataan Mendagri Tjahjo Kumolo yang menyebut dana desa hadir berkat Presiden Jokowi. Hidayat menganggap pernyataan Tjahjo tidak tepat.
"Itu tidak benar dan cenderung menghadirkan seolah-olah apa yang dihadirkan negara itu adalah yang dilakukan oleh sang calon presiden (Jokowi)," ujar Hidayat di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Politikus PKS ini menerangkan, dana desa sudah terumuskan di dalam Undang-Undang Desa yang dilahirkan pada pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sebelum akhirnya dana desa disetujui, Hidayat menyebut usulan tersebut sempat ditolak oleh PDIP, partai pengusung Jokowi.
"Uniknya justru pada masa itu justru PDIP yang menolak dana desa. Jadi saya berharap besok pak Mendagri mengkoreksi deh seperti yang lain nggak perlu sungkan," kata dia.
Hidayat mengatakan APBN itu tidak bisa diklaim kalau hal itu merupakan inisiatif pemerintahan itu sendiri. Ia menjelaskan, dana APBN di setiap pemerintahan bisa diteruskan oleh pemimpin selanjutnya.
"Inikan mirip juga pada zaman Ahok dulu waktu Pilgub DKI pernah dikatakan awas kalau sampai Ahok tidak terpilih lagi maka dana KJP KJS akan berhenti," kata dia.
"Seolah KJP KJS adalah produknya seorang gubernur padahal itu adalah APBD siapapun yang menjadi gubernur akan melaksanakan," lanjut Hidayat.
Sebelumnya Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan alokasi yang diberikan pemerintah untuk dana desa terus mengalami peningkatan setiap tahunnya karena peran Presiden Jokowi. Hal itu disampaikan Tjahjo di acara rakornas ribuan kepala desa dan badan permusyawaratan desa, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Ma'ruf Amin: Ahmad Dhani Tahu Apa Tentang NU, Dia Nggak Paham NU
"Ingat ya, anggaran dana desa itu karena ada Presiden Pak Joko Widodo. Terima kasih," kata Tjahjo.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Tito Karnavian Tekankan Kreativitas dan Kemandirian Fiskal dalam RKAT Unsri 2026
-
Mendagri Minta Pemda Segera Siapkan Data Masyarakat Terdampak & Lokasi Pembangunan Huntap
-
Teror Bom 10 Sekolah Depok, Pelaku Pilih Target Acak Pakai AI ala ChatGPT
-
Kejari Bogor Bidik Tambang Emas Ilegal, Isu Dugaan 'Beking' Aparat di Gunung Guruh Kian Santer
-
Efek Domino OTT KPK, Kajari HSU dan Bekasi Masuk 'Kotak' Mutasi Raksasa Kejagung
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana