Suara.com - Kadivpas Kemenkumham Jawa Timur Pargiyono membantah ucapan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon yang menyebut kondisi Kamp Konsentrasi Auschwitz Nazi Jerman di Austria lebih manusiawi ketimbang Rutan Kelas I Surabaya, Medaeng, Sidoarjo. Justru, menurut warga binaan di Rutan Medaeng diperlakuan secara wajar dan layak.
"Saya tidak sepakat jika dibandingkan dengan kamp Nazi. Kalau kamp Nazi itu terkait masalah perlakuan ya. Sementara di Medaeng sendiri hanya over kapasitas dan berdesak-desakan. Tapi untuk perlakuan, wow sangat manusiawi," tegas Kadivpas Pargiyono saat berbincang dengan Suara.com, Kamis (21/2/2019).
Pembandingan Rutan Medaeng dengan Kamp Nazi, tambah Pargiyono sangat tidak tepat. Menurut sejarah, Kamp Nazi penjara bagi tahanan politik. Lalu Nazi Jerman menjadikan tempat ini sebagai kamp konsentrasi bagi kaum yahudi, tawanan perang Rusia, orang cacat, gypsi dan kaum homo seksual.
Auschwitz menjadi tempat pembantaian para tahanan terutama kaum yahudi, ada sebanyak 1,1 juta jiwa melayang di tempat ini dengan cara di eksekusi di kamar gas beracun.
"Kesalahan bicaranya (Fadli Zon) di situ. Artinya bahwa meskipun berdesak-desakan, tidur saja sulit tapi kita masih memperlakukannya sangat manusiawi. Makan kita layani, kesehatan kita rawat, air kita openi (perhatikan), sanitasi jangan sampai membludak septic tanknya," katannya.
Lebih lanjut Pargiyono menjelaskan, di Rutan Medang tidak ada kekerasan seperti di Kamp Nazi. Bahkan, dia mengklaim, warga binaan di Rutan Medaeng juga dirawat secara baik bila sedang sakit.
"Tidak ada kekerasan, orang sakit kita rawat, kita obatin, kita bawa ke rumah sakit kalau tidak bisa kita tangani. Kita juga urus dengan makanan yang layak. Bahkan kata-kata antara petugas dengan penghuni juga sangat santun tidak ada keras-kerasan. Itu artinya apa yang dikatakan beliau (Fadli Zon) bahwa membandingkan dengan Kamp Nazi hanya untuk ukuran berdesak-desakannya, kalau perlakuan tidak bisa disamakan," katanya.
Meski demikian, Pargiyono tak menampik jika kondisi rutan tersebut memang over kapasitas. Pasalnya, kata dia, hal itu dikarenakan adanya penitipan tahanan dari polisi dan jaksa.
"Kalau masalah tidak manusiawi dalam pengertian misalnya 10 meter persegi hanya cukup untuk 5-8 orang ternyata diisi 40-50, kan tidak ada tempat lain. Pihak Rutan juga tidak bisa menolak kalau dikirimi tahanan baru dari kepolisian atau kejaksaan. Jadi tidak semestinya Fadli Zon membandingkan Rutan Medaeng dengan Kamp Nazi," pungkasnya.
Baca Juga: Samsung Galaxy Fold, Ponsel Sekaligus Tablet, Meluncur
Sebelumnya, Fadli Zon menilai kamp konsentrasi Auschwitz Nazi Jerman di Austria masih lebih baik daripada kondisi Rutan Medaeng. Hal itu disampaikan Fadli Zon sesuai melakukan kunjungan kerja sekaligus membesuk terdakwa kasus ujaran idiot Ahmad Dhani di di Rutan Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (20/2/019) malam. Kunjungannya dimulai dari pukul 18.19 WIB hingga 21.00 WIB.
"Saya pernah ke kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz, sampai sekarang masih ada itu tempat tidur. Masih seperti apa adanya, saya kira kondisi disana masih lebih baik (ketimbang di Rutan Medaeng)," tutur Fadli.
Kontributor : Achmad Ali
Berita Terkait
-
Soal Kasus Ahmad Dhani, Fadli Zon: Operasi Politik yang Merugikan Prabowo
-
Duh! Fadli Zon Sebut Kondisi Rutan Medaeng Lebih Buruk ketimbang Kamp Nazi
-
Fadli: Tuduhan Gubernur Irwandi ke Prabowo karena Beda Posisi Politik
-
Ahmad Dhani Curhat Lagi: 100 Persen Islam Saya, Islamnya Gus Dur
-
Curhat Dhani di Rutan, Tidur Tak Nyaman hingga Sering Dikentuti Tahanan
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Riwayat Pendidikan Gibran di KPU Jadi Sorotan, Masa SMA Ditempuh 5 Tahun
-
Korupsi Kuota Haji: KPK Endus Aliran Duit Haram Sampai ke Meja Dirjen, Hilman Latief Dicecar 11 Jam
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
5 Fakta Dugaan Skandal Panas Irjen Krishna Murti dan Kompol Anggraini Berujung Mutasi Jabatan
-
Ribuan Siswa Keracunan MBG, Warganet Usul Tim BGN Berisi Purnawirawan TNI Diganti Alumni MasterChef
-
Detik-detik Mengerikan Transjakarta Hantam Deretan Kios di Jaktim: Sejumlah Pemotor Ikut Terseret!
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta