Suara.com - Amerika Serikat mendesak India agar berhenti membeli minyak dari Venezuela, yang tengah menghadapi serangkaian sanksi dari Washington.
Setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri India Vijay Gokhale di Washington, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada konferensi pers bahwa Washington berharap New Delhi tidak akan memberikan jalur ekonomi kepada rezim otoriter Presiden Nicolas Maduro, menurut Press Trust of India ( PTI).
India adalah pembeli minyak Venezuela terbesar ketiga di dunia.
"Kami meminta hal yang sama dari India seperti halnya kami di setiap negara: Jangan menjadi jalur kehidupan ekonomi bagi rezim Maduro," kata Pompeo kepada wartawan setelah bertemu Gokhale seperti dilansir dari kantor berita Anadolu, Rabu (13/3/2019).
Pompeo mengatakan masalah itu dibahas selama pertemuan, tetapi tidak memberikan rincian tambahan.
"Dengan cara yang sama di mana India sangat mendukung upaya kami di Iran, saya yakin mereka juga memahami ancaman nyata bagi rakyat Venezuela. Kami memiliki percakapan yang baik tentang hal itu," kata Pompeo.
PTI mengutip Pompeo yang mengatakan bahwa negara-negara yang mendukung Maduro melaksanakan intervensi asing yang mereka tuduhkan kepada negara lain.
“Hari ini, Amerika Serikat menarik garis tegas antara mereka yang membantu kekuatan penindasan dan mereka yang memberi kehidupan pada impian demokrasi rakyat Venezuela. Tidak ada ambiguitas di sini tentang kebenaran,” tambahnya.
Tekanan terbaru Washington pada rezim Maduro muncul ketika AS menarik stafnya yang tersisa dari negara Amerika Latin itu.
Baca Juga: Tim Gegana Ledakan Benda Diduga Bom di Rumah Terduga Teroris Abu Husain
Bulan lalu, Manuel Quevedo, menteri perminyakan Venezuela dan direktur perusahaan minyak milik negara PDVSA, mengatakan kepada wartawan bahwa negaranya ingin menjual lebih banyak minyak mentah ke India.
Venezuela saat ini memproduksi sekitar 1,57 juta barel minyak per hari, setengah dari produksinya pada dua dekade lalu.
Maduro menghadapi tantangan dari pemimpin oposisi Juan Guaido, yang menyatakan dirinya sebagai presiden pada Januari dan diakui oleh AS dan sejumlah negara-negara lain.
Berita Terkait
-
Amerika Serikat Tangguhkan Penerbangan Boeing 737 Max 8
-
AS akan Tarik 150 Staf Diplomatik dari Venezuela Pekan Ini
-
Listrik Masih Padam, Venezuela Berlakukan Libur Nasional
-
Gara-gara Pesawat Jatuh, Saham Boeing Langsung Anjlok Hingga 9 Persen
-
50 Warga Sipil Tewas dalam Serangan Koalisi Pimpinan AS di Suriah
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
-
Ironi di Kandang Sendiri: UMKM Wajib Sertifikasi Lengkap, Barang China Masuk Bebas?
Terkini
-
KP2MI Perkuat Sinergi dengan Lembaga Pusat dan Daerah untuk Tingkatkan Perlindungan Pekerja Migran
-
Bantah Nikmati Uang Haram BJB, Ridwan Kamil: Mercy dan Moge Murni Uang Pribadi
-
Kelar Diperiksa KPK, Ridwan Kamil Klaim Tak Tahu Soal Korupsi Dana Iklan BJB
-
Disorot karena Temui Korban Bencana Sumatera Pakai Rompi, Verrel Bramasta: Ini Bukan Anti-Peluru
-
Geger Cekal Kilat Bos Djarum, Manuver Kejagung dan Misteri Kata 'Kooperatif'
-
Spanduk Putih di Tengah Massa 212 di Monas Jadi Sorotan, Isinya Sentil Kerusakan Alam Sumatera
-
DMC Dompet Dhuafa Bantu Evakuasi Warga dan Salurkan Makanan bagi Korban Banjir di Langkat
-
Anggap Banjir Sumatera Tanda Kiamat Sudah Terjadi, Menko Cak Imin Ajak Raja Juli hingga Bahlil Tobat
-
Heran Didakwa Rugikan Negara Rp2,9 T, Anak Riza Chalid: Jasa Saya Untungkan Pertamina
-
Dari ISPA hingga Trauma: Ancaman Ganda yang Mengincar Anak di Wilayah Bencana