Suara.com - Kiai Haji Ramli Soleh Syaifuddin, pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin, Kabupaten Malang, Jawa Timur, meluruskan informasi mengenai dirinya mengeluarkan fatwa kiamat datang sebentar lagi.
Fatwa itu sempat menggegerkan warga Jatim, setelah 52 warga Desa Watubonang Probolinggo menjual lahan, rumah, sampai harta benda.
Sebab, puluhan warga itu meyakini kebenaran fatwa bahwa desa mereka yang kali pertama hancur saat kiamat tiba. Setelah menjual harta bendanya, mereka pergi ke Ponpes Miftahul Falahil Mubtadiin.
Kiai Ramli Soleh Syaifuddin menegaskan, informasi tentang fatwa hari kiamat yang beredar adalah bohong alias hoaks.
Ia menjelaskan, informasi itu sebenarnya bersumber dari program tiga bulanan jelang Ramadan yang selalu digelar ponpes.
“Kami selalu melaksanakan program tiga bulanan jelang Ramadan. Ini sudah masuk tahun ketiga. Jadi, dalam seruan, saya menerangkan tentang 10 tanda kiamat,” kata Kiai Ramli seperti diberitakan TimesIndonesia.co.id—jaringan Suara.com, Kamis (14/3/2019).
Dalam menerangkan 10 tanda kiamat itu, kata Kiai Ramli, ia menganjurkan kepada pengikutnya untuk bersatu.
“Saya pernah menerangkan bahwa kalau setelah Ramadhan ada meteor, maka dunia mengalami kemarau selama tiga tahun. Itu ada hadisnya, setelah itu Dajal datang. Setelah Dajal, datang Nabi Isa AS dan seterusnya,” ujar Ramli.
“Kalau ada yang menginformasikan saya memberikan fatwa akan ada huru hara sebelum Pilpres 2019 atau menjelang Pilpres 2019, itu hoaks semua yang dihembuskan oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” kata Kiai Ramli ditemani Kapolres Batu Ajun Komisaris Besar Budi Hermanto dalam jumpa pers Rabu (13/3) jelang Magrib kemarin.
Baca Juga: Seluruh Korban Tenggelamnya KM Mersia di Laut Banda Selamat
Soal pengikutnya diminta menjual aset-aset yang dimiliki untuk bekal akhirat, dibawa dan disetorkan ke pondok pesantren karena akan kiamat, Kiai Ramli membantahnya.
Ia menjelaskan, sudah tiga tahun terakhir, ponpes yang dipimpinnya menjalankan program triwulan untuk menyongsong Ramadhan yang ditandai dengan munculnya meteor, salah satu dari 10 tanda-tanda kiamat.
“Artinya, kita ini diperintah oleh Alquran dalam surah Al Furqon yang meminta umat untuk menunggu atau mengintai hari di mana kiamat itu akan terjadi. Ada 40 hari 40 malam, itu ada hadisnya semua. Saya mengajarkan santri saya memahami tanda-tanda itu,” ujar Kiai Ramli.
Karenanya, setiap tiga bulan sebelum Ramadan, ia mengajak pengikutnya untuk berjaga-jaga andai kata meteor datang setelah bulan suci itu maka kiamat datang.
“Tahun pertama, saya meminta jemaah mengumpulkan bahan makanan berupa mi. Tahun kedua, sama, kumpulkan mi instan juga. Nah, tahun ini, karena pengikut bertambah banyak, maka dibentuk panitia. Agar yang menyongsong kiamat mendapat makan.”
Hal itu, kata Kiai Ramli, terdapat dalam hadis, yakni disebutkan bahwa untuk menyongsong kiamat diharuskan menyiapkan bahan makanan untuk satu tahun.
Berita Terkait
-
Geger Kiamat Sudah Dekat, Siswa SD Bolos Sekolah Eksodus ke Malang
-
4 Fakta Mengejutkan di Balik Ramalan Kiamat Ponorogo, sampai Gagal Kawin
-
Fatwa Kiamat Terjadi Bulan Ramadan 2019, Warga Malang Geger
-
Yakin Kiamat Sudah Dekat dan Sasar Desa Mereka, 52 Warga Watubonang Kabur
-
Isu Mau Kiamat, Warga Ponorogo Lari ke Malang sampai Jual Rumah
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial