Suara.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah emosi ketika membeberkan amarah warga Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang menjadi korban gempa beberapa waktu silam.
Emosi tersebut diluapkan oleh mantan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu dalam acara Indonesia Lawyers Club TV One bertema 'Tepatkah Hoax Dibasmi UU Antiterorisme?' yang tayang Selasa (26/3/2019).
Berawal ketika Fahri Hamzah menyindir soal negara Indonesia yang gagal, namun sok sukses dalam setiap kampanye di hadapan publik.
"Negara kita saban hari berkampanye sok sukses, padahal gagal. Saya ini anggota DPR, saya mengawasi banyak pekerjaan pemerintah," tutur Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah pun mengatakan bahwa dirinya baru saya dari Lombok. Dia pun membeberkan amarah warga Lombok yang ditemuinya.
"Kenapa orang Lombok itu marah dan kampanyenya dahsyat? Karena orang Lombok merasa ditipu," tutur Fahri Hamzah disambut hening para penonton ILC.
Dia pun mengungkit aksi Presiden Joko Widodo yang mengangkat buku tabungan lalu menjanjikan keesokan harinya akan ditransfer senilai Rp 50 juta.
"Sampai hari ini, begitu sampai ke bank tidak boleh dicairkan. Harus bentuk kelompok dan assessment dari Jakarta, harus ada rekomendasi ini itu," ujarnya.
Fahri Hamzah pun emosi dan berteriak ketika menegaskan bahwa kondisi yang dialami warga Lombok adalah sebuah bencana.
"Ini bencana! Duitnya ditransfer aja apa susahnya sih. Untuk maling aja gampang kok, untuk rakyat susah. Jadi negara ini kapasitasnya rendah, tapi saban hari me-makeup dirinya seolah sukses," tutur Fahri Hamzah.
Sekadar informasi, pada 2 September 2019, Jokowi menyerahkan bantuan simbolis sebanyak 5.293 buku tabungan dana stimulan rekonstruksi rumah yang telah selesai diverifikasi.
Bantuan dana stimulan ini diberikan kepada warga korban gempa Lombok yang rumahnya mengalami kerusakan.
Untuk rumah rusak berat, pemerintah memberikan Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek
-
DPR Ingatkan Program Revitalisasi Sekolah Jangan Hanya Buat Gedung Mewah: Guru Juga Harus Sejahtera
-
Gibran Tak Lulus SMA? Said Didu Bongkar UTS Insearch Cuma 'Bimbel', Surat Kemendikbud Disorot
-
Ditinggal Jaksa di Tengah Gugatan Rp125 Triliun, Gibran Hadapi Sendiri Kasus Ijazah SMA-nya?
-
Geger Dugaan Skandal Terlarang Irjen KM, Terkuak Panggilan 'Papapz-Mamamz' Kompol Anggraini
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina