"Prabowo didukung oleh sejumlah konservatif politik. Dia dipandang sebagai kandidat konservatif Islam meskipun dia sendiri tidak terlalu religius," ujar Connolly.
Sementara, AFP menyoroti latar belakang Jokowi dan Prabowo Subianto. Pertarungan sengit mereka ketika pemilu 2014 juga mendapat sorotan. Ada pula soal kampanye hitam berbau agama yang dilekatkan kepada Jokowi.
Pun AFP menyoroti banyaknya surat suara yang harus dicoblos. Untuk pemilu kali ini, ada 5 surat suara yang harus dicoblos. Tak pelak, hal ini membuat banyak pemilih bingung.
"Saya sangat senang masih bisa memberikan suara pada usia tua ini. Tetapi ini sangat membingungkan karena begitu banyak surat suara," ujar Suparni (79) warga Merauke, Papua, seperti dikutip AFP.
Seperti Bloomberg, New York Times juga menyoroti sikap Jokowi yang tidak mengklaim kemenangan meski unggul dalam hasil akhir hitung cepat versi 7 lembaga survei.
New York Times juga menyoroti beberapa kritikus yang mengkhawatirkan jika Prabowo Subianto menang bisa mengembalikan Indonesia ke rezim otoriter Presiden ke-2 RI Soeharto.
Pun New York Times sempat mengutip wawancara dengan seorang pemilih bernama Trianasari Arief, 44 tahun, di sebuah tempat pemungutan suara (TPS) di Jakarta Pusat.
Seperti dikutip New York Times, Trianasari Arief mengatakan sangat antusias memilih Jokowi dan ingin berpartisipasi untuk menjegal kemenangan Prabowo Subianto.
Dia mengatakan Prabowo Subianto dikenal sebagai sosok temperamental dan memiliki sikap yang tidak bisa diprediksi. Hal ini mengingatkan dirinya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan kemenangannya pada 2016 silam.
Baca Juga: Andi Arief Tuding Wiranto Bikin Makin Panas karena Sebut Jokowi Menang
"Saya tidak ingin apa yang terjadi di Amerika Serikat, terjadi di Indonesia," ujar Trianasari Arief seperti dikutip SUARA.com dari New York Times.
Pendapat berbeda diutarakan salah satu pemilih bernama Sri Lestari, 42, seorang asisten rumah tangga di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Dia menilai Jokowi belum membawa keadilan dalam sistem peradilan, merampungkan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan mempersatukan rakyat.
"Saya ingin seorang pemimpin yang tegas dan memiliki integritas tinggi, yang mandiri, tidak dikendalikan oleh orang lain dan dapat membuat keputusan sendiri,” katanya seperti dikutip New York Times.
New York Times juga mengangkat politik identitas dan perkembangan kaum konservatif meski Jokowi menang dalam Pilpres 2019 berdasarkan hasil hitung cepat 7 lembaga survei.
"Jauh sebelum kami mengetahui hasil pemilihan, siapa pun yang menang, kami sudah mengetahui bahwa kaum konservatif Islam akan terus berkembang," ujar Douglas Ramage, Managing Editor di BowerGroupAsia, sebuah perusahaan konsultan bisnis yang berada di Jakarta, seperti dikutip New York Times.
Berita Terkait
-
Dinyatakan Menang Quick Count, Jokowi Langsung Rapat dengan Menteri
-
Cegukan Nggak Putus-Putus Kayak Sandiaga Uno? Yuk Intip Cara Mengatasinya
-
Kalah di Pakistan, Jokowi - Ma'ruf Amin Berjaya di Korea Utara
-
Hasil Pilpres 2019: Prabowo Unggul Telak Atas Jokowi di Islamabad, Pakistan
-
Metro TV Dituding 'Akali' Quick Count Prabowo, Ini Klarifikasi Presenter
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
KPK Kecolongan, Apa yang Dibocorkan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji?
-
Bukan Program, Ini Arahan Pertama Presiden Prabowo untuk Menko Polkam Barunya
-
Tongkat Estafet Tokoh Menko Polkam: Ada SBY, Mahfud MD, Wiranto, hingga Djamari Chaniago
-
Surat Pemakzulan Gibran Tidak Mendapat Respons, Soenarko Curigai Demo Rusuh Upaya Pengalihan Isu
-
Respons Viral Setop 'Tot Tot Wuk Wuk', Gubernur Pramono: 'Saya Hampir Nggak Pernah Tat Tot Tat Tot'
-
Minta Daerah Juga Tingkatkan Kualitas SDM, Mendagri Tito: Jangan Hanya Andalkan Kekayaan Alam
-
Fakta atau Hoaks? Beredar Video Tuding Dedi Mulyadi Korupsi Bareng Menteri PKP
-
Terungkap! Ini Alasan KPK Masih Rahasiakan Jumlah Uang yang Dikembalikan Khalid Basalamah