Suara.com - Muhammad Arik Alfik (19) pemuda asal Payakumbuh, Sumatera Barat mengakui meretas laman daring Komisi Pemilihan Umum. Ia beralasan meretas hanya untuk menguji kemampuannya.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia Edi Hasibuan menyebut Arik bisa saja nanti direkrut oleh Polri karena kemampuannya.
Syaratnya, kata dia, Arik harus terbukti tidak memiliki motif lain selain ingin menguji kemampuannya. Edi menganggap kemampuan Erik dalam meretas cukup baik, karena itu ia harus diakomodasi.
"Saya kira kemampuan dia tadi perlu diakomodasi, karena saya kira dia anak bangsa yang pintar ya. Saya juga bisa jadi pertimbangan ya," ujar Edi saat dihubungi Suara.com, Selasa (30/4/2019).
Namun, Edi mengakui tidak yakin motif Arik hanya untuk menguji kemampuan. Ia menyarankan agar polisi mendalami motif Arik.
Edi juga mengakui curiga ada pihak lain di belakang aksi Arik meretas laman daring KPU. Menurutnya, meretas laman KPU bukanlah pelanggaran biasa, karena mengancam kemananan nasional.
Ia menduga ada kesengajaan yang berhubungan dengan politik, terlebih saat ini masih dalam suasana Pemilu dan Pilpres 2019.
"Kalau ada unsur politik atau ada orang di dalamnya, tidak bisa dibiarkan. Karena ini kan bisa membuat situasi menjadi tidak bagus. Menganggu keamanan negara," kata Edi.
Sebelumnya, Arik ditangkap oleh tim cyber Mabes Polri pada Senin (22/04/2019) sekitar pukul 17.00 WIB. Pemuda itu diduga hendak mencoba meretas laman KPU pada Jumat (19/04) pekan lalu.
Baca Juga: Bobol Situs KPU Jadi Ajang Arik Unjuk Gigi Keahlian
MA mencoba menembus sistem keamanan laman KPU RI dari Payakumbuh. Namun, usaha ini terbaca oleh tim IT KPU dan terlacak pada posisi di Kelurahan Parit Rantang, Payakumbuh Barat.
Selanjutnya, tim IT KPU melaporkan hal ini kepada Mabes Polri terkait adanya dugaan peretasan laman. Kasus tersebut dilaporkan dengan nomor LP/B/392/IV/2019/Bareskrim tertanggal tanggal 19 April 2019.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah
-
Pengamat: Dasco Punya Potensi Ubah Wajah DPR Jadi Lebih 'Ramah Gen Z'
-
Cuma Minta Maaf Usai Ditemukan Polisi, Kejanggalan di Balik Hilangnya Bima Permana Putra
-
YLBHI Kritik Keras Penempatan TNI di Gedung DPR: Semakin Jauhkan Wakil Rakyat dengan Masyarakat!
-
Babak Baru Perang Lawan Pencucian Uang: Prabowo 'Upgrade' Komite TPPU Tunjuk Yusril Jadi Ketua
-
Serikat Petani: Program 3 Juta Rumah Akan Gampang Dilaksanakan kalau Reforma Agraria Dilaksanakan