Suara.com - Ketua Umum Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) Partai Gerindra Dr. Benny Octavianus menilai sistem Pemilu 2019 serentak memerlukan fisik yang kuat bagi para petugasnya.
Hal tersebut dikarenakan banyaknya petugas penyelenggaraan pemilu yang meninggal dunia, ia meminta agar ada revisi soal persyaratan pendaftaran bagi calon petugas pemilu.
Benny mengungkapkan sistem Pemilu 2019 yang dilakukan secara serentak mengakibatkan banyak petugas stres dan tidak rileks. Sementara di sisi lain, tidak ada peraturan yang dibuat supaya bisa melihat tingkat kekuatan para masyarakat untuk menjadi petugas pemilu.
"Kalau model pemilunya seperti hari ini membutuhkan fisik yang betul-betul kuat karena itu. Saya tanya ya, itu lebih dari 24 jam orang (petugas pemilu) tegang dan stress," kata Benny dalam diskusi bertajuk Pilu Pemilu di Prabowo - Sandiaga Media Center, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Jumat (10/5/2019).
Menurutnya, saat ini tidak ada syarat kesehatan yang ditetapkan untuk memastikan para petugas pemilu bisa bekerja dengan baik, meskipun jam bertugasnya yang melewati batas normal manusia bekerja. Padahal, menurutnya tes kesehatan tersebut diperlukan.
"Artinya tes kesehatan itu jangan seperti yang dikatakan, waktu dia menyatakan sehat pun boleh di undang-undang yang sekarang. Yang akan datang nggak boleh, surat keterangan sehat minimal dari puskesmas," ujarnya.
Selain itu, Benny juga menyoroti soal batas usia maksimal yang boleh bekerja menjadi petugas pemilu. Menurutnya usia manusia yang ideal untuk menjadi petugas pemilu 2019 ialah di bawah 40 tahun.
"Usia dibatasi misalnya pasien dengan gangguan jantung berat. Pasien kelainan paru kronis yang punya efek beresiko terhadap kesehatannya kalau bekerja lebih dari 3 jam atau 4 jam itu harus dinyatakan tidak boleh," ujarnya.
"Kalau ideal maksimal ya menurut saya di bawah 40 kalau mau aman kalau mau pake model pemilu seperti ini yang pakai fisik yang begitu berat," tandasnya.
Baca Juga: Viral Petugas KPPS Bandung Tewas Diracun, Keluarga Pastikan Hoaks
Sebelumnya diberitakan, data terbaru Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jumat (10/5/2019) menunjukan sebanyak 469 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di beberapa daerah di Indonesia meninggal dunia. Data tersebut bertambah dari sebelumnya 456 orang dinyatakan meninggal dunia.
Komisioner KPU RI, Evi Novida Ginting Manik menuturkan, hingga pukul 08.00 WIB total sebanyak 469 orang petugas dikabarkan meninggal dunia dan 4.602 orang dikabarkan sakit.
"Update data per 30 April 2019 pukul 08.00 WIB, yang meninggal dunia 469, yang sakit 4.602. Total 5.071 tertimpa musibah," tutur Evi di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).
Berita Terkait
-
Koalisi Indonesia Adil Makmur Dorong Pembentukan Pansus Pemilu DPR
-
Viral Petugas KPPS Bandung Tewas Diracun, Keluarga Pastikan Hoaks
-
Petugas KPPS Meninggal di Pemilu 2019 Hampir Tembus 500 Orang
-
Kubu Prabowo Desak Autopsi Jenazah KPPS, Mabes Polri: Tak Bisa Sembarangan
-
Bawaslu Kaji Usulan PP Muhammadiyah Soal Mitigasi Kesehatan Petugas KPPS
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Kapolri Ungkap Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Jalani Operasi
-
Polda Metro Jaya Bakal Rilis Tentang Ledakan SMAN 72 Jakarta yang Lukai Puluhan Siswa
-
Sekjen PDIP Hasto Ingatkan Spirit Pengasingan Bung Karno di Konferda NTT
-
Masjid Dipasang Garis Polisi, Begini Kondisi SMAN 72 Jakarta Pasca Ledakan
-
Olah TKP Dinyatakan Rampung, Brimob Tinggalkan Lokasi, Polda Metro Jaya: Hasilnya Besok
-
Ledakan SMAN 72: Prabowo Beri Peringatan Keras! Ini Pesannya...
-
Ketua MPR: Tidak Ada Halangan bagi Soeharto untuk Dianugerahi Pemerintah Gelar Pahlawan Nasional
-
Misteri Ledakan SMA 72 Jakarta: Senjata Mainan Jadi Petunjuk Kunci, Apa yang Ditulis Pelaku?
-
Ledakan SMA 72 Jakarta: Pelaku Pelajar 17 Tahun, Kapolri Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Ledakan SMAN 72: Polisi Sebut 54 Siswa Terdampak, Motif Masih Didalami