Suara.com - Hashim Djojohadikusumo menjenguk terpidana kasus pelanggaran Undang-Undang ITE, Buni Yani di Lembaga Permasyarakatan (LP) Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/7/2019). Kedatangan adik dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto itu sebagai bentuk dukungan kepada para pendukung.
Juru Bicara Partai Gerindra, Kawendra Lukistian, mengatakan kalau Hashim didampingi oleh beberapa orang, seperti dirinya, politikus Partai Gerindra Andre Rosiade, dan Juru Bicara Partai Demokrat Imelda Sari. Pertemuan mereka dengan Buni Yani hanya dilakukan selama 45 menit.
"Intinya kita mau silahturahmi lah dengan mas Buni Yani karena bagaimanapun mas Buni Yani ini adalah bagian dari perjuangan kita semua, perjuangan rakyat," kata Kawendra kepada Suara.com, Kamis (18/7/2019).
Kawendra menerangkan, saat itu Buni melakukan percakapan didampingi sang istri yang kebetulan sedang menjenguk. Kesehatan Buni Yani pun dalam kondisi sehat wal afiat.
Menurut Kawendra, tidak ada perbincangan khusus dari besukan Hashim tersebut.
Namun ia menekankan kalau kedatangan Hashim mewakili kubu Prabowo yang memiliki janji untuk tetap mendukung para pendukungnya meski masih berada di dalam penjara. Sebagaimana diketahui, bahwa Buni Yani sempat menjadi bagian tim sukses Prabowo - Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
"Ini adalah sebuah bukti bahwa Prabowo - Sandi takkan pernah meninggalkan pendukungnya. Kita selalu bersama rakyat seperti statement pak Prabowo akan timbul tenggelam bersama rakyat," tandasnya.
Untuk diketahui, Buni Yani didakwa bersalah lantaran telah memotong serta mengedit video pidato Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sehingga menimbulkan polemik. Karena itulah Buni Yani terjerat Pasal 32 Ayat 1 dan Pasal 28 Ayat 2 UU ITE.
Gara-gara videonya itu juga, Ahok dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena dianggap telah menistakan agama pada 2016 .
Baca Juga: Klaim Banyak Suara, Politikus Gerindra Merasa Dijegal Ponakan Prabowo
Berita Terkait
-
Enggan Jawab Najwa Shihab, Adian ke Andre Rosiade: Yang Ditanya Elu, Ndre
-
Yakin Menang di MK, Keponakan Prabowo: Buat Apa Gugat Partai Sendiri ke PN?
-
Sebelum Bertemu Jokowi, Prabowo Kirim Surat untuk Neno Warisman
-
Caleg Gagal Mulan Jameela Cs Gugat Partai Gerindra, Sidang Ditunda
-
Bantah Caleg Gerindra Jadi DPO Polisi, Taufik: Orangnya Ada di Jakarta Kok
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah