Suara.com - Pimpinan Pusat Muhamadiyah menduga pengusutan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan hingga kini belum terungkap bukan persoalan masalah lamanya Polri melakukan penyelidikan.
Wakil Ketua Majelis Hukum dan HAM PP, Muhamadiyah, Maneger Nasution menyebut lamanya pengusutan kasus ini karena berkaitan dengan banyaknya kasus-kasus bersifat politis yang ditangani langsung Novel Baswedan.
"Kerumitan pengungkapan siapa pelaku dibalik kekerasan terhadap Novel ini diyakini bukan terkait masalah teknis penyelidikan dan penyidikan, tapi bersifat politis karena banyaknya koruptor yang masuk pengadilan tindak pidana korupsi dan seluruhnya dikenakan hukuman penjara," kata Maneger di Gedung Dakwah PP Muhamadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019).
Maneger menambahkan penyerangan Novel pun bukan bersifat pribadi. Namun, teror air keras itu ditujukkan menyerang balik KPK lantara lembaga antirasuah tersebut telah menindak sejumlah tersangka yang terjaring korupsi.
"Karena bagi kami, penyerangan terhadap Novel bukan ditujukkan kepada pribadi seorang Novel. Tapi sebuah penyerangan yang nyata sebagai serangan balik terhadap pemberantasan korupsi oleh KPK," kata Maneger.
Maka itu, PP Muhamadiyah mendesak Presiden Joko widodo mengambil alih kasus Novel dan membentuk tim investigasi independen.
"Karena itulah pilihan yang paling logis (Presiden Jokowi bentuk TGPF), paling elegan dan paling diterima publik PP Muhammadiyah senantiasa mendukung upaya pemberantasan korupsi dan pengungkapan kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan secara berkeadilan," tutup Maneger.
Berita Terkait
-
Terkatung-katung, PP Muhammadiyah Desak Jokowi Tarik Kasus Novel di Polri
-
Tim Teknis Kasus Novel Mulai Aktif Besok, Ini Poin-poin Fokus Kerjanya
-
Teror Air Keras Novel Baswedan Penting Dijadikan Materi Capim KPK
-
Agar Kasus Novel Tuntas, Kongres AS Diharapkan Kirim Surat ke Indonesia
-
Koalisi Antikorupsi Minta Pansel KPK Buat Soal Studi Kasus Novel Baswedan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
KPK Ungkap Linda Susanti yang Laporkan Dugaan Penggelapan Barang Bukti Ternyata Lakukan Penipuan
-
Trik Jitu Bahlil Bikin Prabowo 'Jatuh Hati', Pujian Meluncur Deras di HUT Golkar
-
Ancaman Rob Mengintai Jakarta, Wakil Ketua DPRD DKI Dukung Aturan Perlindungan Mangrove
-
Menteri LH Setop Aktivitas Perusahaan Tambang, Sawit dan PLTA di Batang Toru!
-
Skandal Digitalisasi SPBU Pertamina Merembet? KPK Kini Selidiki Dugaan Korupsi di PT LEN Industri
-
Tinggalkan Rakyat Saat Banjir demi Umrah, Gerindra Copot Bupati Aceh Selatan dari Ketua DPC Partai
-
Setuju Pilkada Lewat DPRD, Apa Alasan Prabowo Kasih Lampu Hijau Usulan Golkar?
-
Demi Stabilitas Pemerintahan, Bahlil Usulkan Pembentukan Koalisi Permanen: Jangan On Off
-
Polri Sabet Gelar Lembaga Negara Terpopuler di Disway Award 2025, Ini Rahasianya
-
Minta Pilkada Lewat DPRD, Bahlil di Depan Prabowo-Puan: Usul Bahas RUU Politik Hingga Sentil MK